97 Hektar Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur Dibuka

97 Hektar Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur Dibuka

Ilustrasi. [Canva]

Cekricek.id - Pandawa Agri Indonesia (PAI), perusahaan agrikultur berbasis life-science yang berfokus pada pengembangan produk reduktan pestisida, berkolaborasi dengan Rabo Foundation menghadirkan inisiatif Pengembangan Ekosistem Beras Mbay.

Pada musim tanam ini, PAI akan memfasilitasi 123 orang petani swadaya (smallholders) dengan total lahan seluas 97 hektar di Mbay, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Inisiasi pertanian berkelanjutan ini akan terus berlanjut dan ditargetkan untuk menjangkau hingga 225 hektar lahan pertanian hingga akhir 2022.

“PAI selalu berkomitmen untuk menciptakan pertanian berkelanjutan melalui berbagai inovasi yang kami ciptakan. Kami berharap teknologi PPAI (Pendampingan Pandawa Agri Indonesia) yang kami hadirkan dalam Pengembangan Ekosistem Beras Mbay ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian sehingga pendapatan petani di Nagekeo dapat turut meningkat,” kata CEO dan Co-founder PAI, Kukuh Roxa melalui keterangan tertulis yang diterima cekricek.id.

“Selain itu, kami berharap inisiasi ini dapat mengurangi residu input sintetis secara bertahap, sehingga dapat turut memperbaiki kualitas lingkungan pertanian padi di Nagekeo,” sambung Kukuh Roxa.

Teknologi PPAI yang diaplikasikan ini mencakup tujuh langkah intervensi yang meliputi pemilihan benih bersertifikat, penggunaan pupuk mikro lengkap, mikoriza, pupuk silika, dan dekomposer jerami untuk meningkatkan unsur organik dan mikronutrien pada tanah, serta pengaplikasian reduktan herbisida dan insektisida.

Selain itu, petani yang turut serta dalam Pengembangan Ekosistem Beras Mbay ini juga akan mendapatkan akses terhadap pembiayaan yang didukung oleh Rabo Foundation.

“Selain keterbatasan akses terhadap input pertanian berkualitas, kami melihat permodalan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh para petani. Kehadiran Rabo Foundation sebagai mitra dalam pemberian pembiayaan untuk petani di Mbay ini diharapkan mampu menjadi solusi atas kendala permodalan yang selama ini dialami oleh petani pada di Nagekeo,” ujar Kukuh.

Rabo Foundation merupakan yayasan yang memberikan dukungan bagi petani di 23 negara dengan memberikan akses terhadap tenaga ahli, pembiayaan, inovasi, dan akses ke pasar melalui jaringan Rabobank global.

Selain itu, yayasan ini mendukung berbagai organisasi di rantai pasok pangan dan pertanian melalui pemberian pinjaman modal kerja, mulai dari pembelian bahan baku, pinjaman sarana produksi pertanian, hingga pembiayaan perdagangan untuk perusahaan ekspor.

Di Indonesia, Rabo Foundation bermitra dengan beragam portofolio, mulai dari koperasi, UKM, LSM, hingga perusahaan multinasional untuk mendukung dan memperluas produksi kopi, susu, beras, perikanan, rempah-rempah, kedelai, kakao, dan banyak lagi produk pangan dan pertanian lainnya secara berkelanjutan.

“Melalui mitra perantara seperti PAI, kami dapat memperluas jangkauan dan dampak positif bagi petani kecil di daerah pedesaan yang memiliki akses keuangan terbatas. Pendekatan PAI yang praktis dan holistik sangat sejalan dengan tujuan strategis kami yang meliputi; menciptakan pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, pengurangan kerugian pasca panen, dan penguatan rantai nilai. Kami senang dapat bermitra dengan PAI dan menjadi bagian dalam menumbuhkan pertanian yang berkelanjutan dan memperkuat inklusi keuangan bagi petani kecil di daerah pedesaan,” ungkap Diva Tanzil, Impact Finance Consultant Rabo Foundation.

Program Pengembangan Ekosistem Beras Mbay ini pertama kali dibentuk oleh PAI bekerja sama dengan pemerintah setempat pada tahun 2021. “Beras asal Mbay memiliki keunggulan layaknya beras premium, namun produktivitasnya cenderung stagnan. Pendampingan yang dilakukan PAI ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga pendapatan petani meningkat dan pasokan pangan tetap terjaga. Lebih dari 75% petani yang didampingi produktivitasnya meningkat hingga 30%”, ungkap Bupati Nagekeo, dr. Johanes Don Bosco Do, dalam acara peresmian program pada Jumat, 24 Juni di Mbay.

Baca juga: 4 Bisnis Pertanian Ini Cocok untuk Milenial

Sebagai perusahaan yang memiliki visi untuk menciptakan pertanian berkelanjutan, PAI secara konsisten menghadirkan berbagai inovasi demi menciptakan industri pertanian yang tidak hanya menguntungkan, namun juga ramah lingkungan.

Hingga saat ini, reduktan pestisida, yang merupakan produk unggulan PAI, telah turut serta dalam mengurangi hingga 2 juta liter penggunaan pestisida di Indonesia.

Baca Juga

Realisasi luas panen padi di Provinsi Riau sepanjang Januari hingga Desember 2023 tercatat mencapai sekitar 51,91 ribu hektare. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 860 hektare atau 1,68 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Luas Panen Padi di Riau Sepanjang 2023 Capai 51,91 Ribu Hektare, Meningkat 1,68 Persen
Berita Riau Hari Ini: Rokan Hilir Siap Hadapi Musim Tanam 2024, Pupuk Subsidi Cukup untuk 13.000 Hektare Lahan Padi
Rokan Hilir Siap Hadapi Musim Tanam 2024, Pupuk Subsidi Cukup untuk 13.000 Hektare Lahan Padi
Menelusuri asal-usul pertanian, dari Lembah Subur hingga Anatolia, dan bagaimana manusia bertransformasi dari pengumpul menjadi petani.
Jejak Pertanian Pertama: Misteri Awal Peradaban Manusia
Tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya: Antara Adat dan Kontroversi di Era Digital
Tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya: Antara Adat dan Kontroversi di Era Digital
Antisipasi Dampak El Nino: Gubernur Sumbar Mendesak TPID untuk Lindungi Stabilitas Harga Pangan
Antisipasi Dampak El Nino: Gubernur Sumbar Mendesak TPID untuk Lindungi Stabilitas Harga Pangan
Cekricek.id - Manfaat Kulit Bawang Sebagai Pestisida Alami
Manfaat Kulit Bawang Sebagai Pestisida Alami