Penduduk tak mampu di Inggris menggunakan sabun cuci sebagai alternatif sampo dan sabun akibat lonjakan harga barang yang tak masuk akal.
Cekricek.id - Charity Freedom4Girls, lembaga amal yang menangani tingkat kemiskinan di Inggris mengatakan situasi masyarakat di sana benar-benar memilukan. Mereka melihat dampak dari meningkatnya permintaan barang-barang dasar seperti sampo dan sabun.
Beberapa orang Inggris yang kekurangan uang bahkan menggunakan sabun cuci cair untuk membersihkan rambut dan pakaian mereka. Mereka juga tidak bisa menerima bantuan sabun cuci bubuk karena tidak mampu menggunakan mesin cuci yang notabenenya memerlukan tagihan listrik yang besar.
Para pimpinan parlemen dianggap mengabaikan penderitaan jutaan orang. Mereka dinilai hanya fokus pada persaingan kepemimpinan sambil memberikan janji-janji liar seperti pemotongan pajak multi-miliar pound kepada orang kaya dan berjanji untuk mengecilkan negara bagian.
Dengan angka inflasi yang melonjak pada level tertinggi sebesar 9,1% selama 40 tahun serta upah yang naik sedikit 4,1%, lembaga amal Freedom4Girls yang berbasis di Leeds, menyebut situasi yang mengerikan ini hanya akan bertambah buruk.
Melansir Mirror, pendiri Freedom4Girls, Tina Leslie mengatakan jumlah permintaan akan barang-barang dasar yang melonjak tersebut benar-benar memilukan. Ia khawatir dengan kondisi masyarakat menengah ke bawah yang sudah cukup susah membayar uang sewa dan tagihan bulanan.
“Tidak ada seorang pun yang memiliki sisa uang setelah membayar sewa dan tagihan. Ini mengerikan,” tuturnya.
Ia mewajarkan jika orang-orang yang kesulitan uang akan menggunakan cairan pembersih yang murah dengan harga sekitar 50 pence (sekitar 9 ribu rupiah) sebagai pengganti sampo dan sabun.
“Sungguh menyedihkan, bank makanan membagikan sabun cuci bubuk tapi orang-orang tidak menginginkannya karena mereka tidak mampu membayar tagihan mesin cuci,” sambungnya.
Kekhawatiran Masyarakat dengan Kebutuhan Barang Pokok Kebersihan
Tina Leslie kemudian juga menyebut kekhawatiran yang datang dari masyarakat tak mampu yang mengeluh tidak bisa hidup bersih karena hal tersebut.
“Seorang ibu berkata kepada saya, 'Bagaimana saya akan menjaga anak-anak saya tetap bersih dan memasok produk-produk menstruasi untuk anak remaja saya ketika saya tidak punya cukup uang?’
“Semua orang berhutang dan kemungkinan buruk berikutnya adalah penggusuran karena orang tidak dapat membayar pajak dewan,” pungkasnya.
Sementara itu Shadow Leader of the Commons, Thangam Debbonaire menanggapi situasi ini dengan menuduh Perdana Menteri, Boris Johnson dan Kabinetnya telah menyerah pada pemerintahan.
“Di bawah pengawasan mereka, pajak naik dan tagihan makanan dan energi berputar di luar kendali.”
Ia juga menyebut sistem pemerintahan Inggris saat ini telah dilumpuhkan oleh kebusukan, skandal, dan psikodrama yang sedang berlangsung sebagai bagian dari persaingan politik.
Kondisi ini membuat banyak keluarga pekerja terkena dampak dari beberapa kenaikan harga, bahkan hingga empat kali lebih cepat dari kenaikan upah rata-rata.
Kongres Serikat Pekerja di Inggris (TUC) telah menyoroti sejumlah barang yang harganya melonjak di luar kendali. Di antaranya, sepatu anak naik 8%, mainan 5,2%, dan baju anak 4,4%. Harga kursi dorong dan kursi mobil bayi melonjak 16,4% pada tahun lalu, empat kali lebih cepat dari upah rata-rata.
Baca juga: Media Inggris Minta Warganya Hormati Qatar Yang Anti terhadap Seks Bebas, Alkohol dan LGBT
Sekretaris Jenderal TUC Frances O'Grady mengatakan tidak seorang pun harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi terlalu banyak orang yang susah payah bekerja telah didorong ke tepi jurang setelah lebih dari satu dekade ini.”