Cekricek.id, Tunisia - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan Jumat (23/6/2023), 37 orang hilang setelah kapal mereka terbalik antara Tunisia dan pulau Lampedusa Italia. Laporan ini didasarkan pada kesaksian empat orang yang berhasil selamat dari kecelakaan kapal tersebut.
Menurut badan PBB tersebut, para penyintas yang semuanya berasal dari sub-Sahara Afrika tiba di Lampedusa pada Kamis malam setelah diselamatkan oleh kapal lain dari kapal yang karam.
Kecelakaan kapal tersebut terjadi pada hari Kamis (22/6/2023) dan menurut Chiara Cardoletti, perwakilan UNHCR untuk Italia, setidaknya satu bayi yang baru lahir termasuk dalam jumlah orang yang hilang.
Kapal yang berangkat dari Sfax, Tunisia, membawa 46 migran dari Kamerun, Burkina Faso, dan Pantai Gading, seperti yang dijelaskan oleh Flavio Di Giacomo, juru bicara IOM, badan migrasi PBB.
Di Giacomo menyatakan bahwa kapal tersebut terbalik akibat angin kencang dan gelombang tinggi. "Beberapa orang yang selamat dibawa ke Lampedusa, sementara yang lainnya dibawa kembali ke Tunisia," ujarnya.
"Diantara mereka yang hilang terdapat tujuh wanita dan seorang anak di bawah umur. Sementara yang selamat semuanya adalah laki-laki dewasa," tambahnya.
Cardoletti mengungkapkan bahwa sejak November, jumlah pendatang dari Afrika sub-Sahara melalui rute Tunisia lebih banyak daripada warga Tunisia itu sendiri. Hal ini dikarenakan orang-orang dari Afrika sub-Sahara melarikan diri dari diskriminasi yang mereka alami di Tunisia.
"Kita tidak bisa terus menghitung jumlah orang yang meninggal di pintu gerbang Eropa," tegas Cardoletti.
Sebelumnya, Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi melaporkan insiden yang sama dan menyatakan bahwa 40 orang diduga hilang, bukan 37 orang seperti yang dikatakan IOM.
Pulau Lampedusa yang terletak di selatan Italia merupakan salah satu titik masuk utama bagi para migran yang melakukan perjalanan melintasi Laut Mediterania. Menurut UNHCR, pada tahun lalu, lebih dari 46.000 orang tiba di pulau tersebut, dari total 105.000 orang yang tiba di Italia.
Tahun ini, terjadi peningkatan jumlah migran yang melintasi Laut Mediterania dari Tunisia setelah pemerintah Tunisia mengambil tindakan keras terhadap migran dari Afrika sub-Sahara yang tinggal secara ilegal di negara tersebut. Selain itu, juga terdapat laporan serangan rasis di tengah penurunan ekonomi.
Pada Kamis, sedikitnya 12 migran Afrika dilaporkan hilang dan tiga orang lainnya tewas setelah tiga kapal tenggelam di lepas pantai Tunisia. Sementara itu, penjaga pantai Tunisia berhasil menyelamatkan 152 migran lainnya.
Baca juga: Penumpang Kapal Selam Wisata Titanic yang Meledak Diduga Meninggal Seketika
Belum diketahui secara pasti apakah keempat orang yang selamat dan memberikan kesaksian kepada IOM merupakan korban dari salah satu dari tiga kapal yang tenggelam tersebut.