Sebuah kapal feri berlebihan muatan terbalik dan tenggelam di Filipina akibat Topan Doksuri, menyebabkan 26 tewas dan 40 selamat. Ini merupakan puncak dari cuaca buruk yang berlangsung selama seminggu di Filipina, dengan korban tewas mencapai lebih dari 30 orang.
Cekricek.id - Tragedi tenggelamnya feri berkelebihan muatan merenggut nyawa sedikitnya 26 orang di Filipina, sementara 40 lainnya berhasil diselamatkan. Dilansir The Guardian, insiden ini terjadi pada Kamis (27/7/2023) ketika Topan Doksuri mulai menunjukkan kekuatannya, mengguncang beberapa bagian negara kepulauan tersebut.
Kapal M/B Princess Aya, yang tenggelam di Laguna de Bay, provinsi Rizal, sebelah timur Manila, belum diketahui pasti jumlah penumpangnya. Feri tersebut tenggelam hanya 46 meter dari pantai, setelah meninggalkan dermaga di kota Binangonan menuju Pulau Talim yang berdekatan. Penjaga pantai dan kepolisian setempat menjelaskan pada konferensi pers bahwa kapal ini terbalik akibat keseimbangan yang hilang ketika penumpang berbondong-bondong ke salah satu sisi kapal dalam kondisi angin kencang.
Operasi penyelamatan dilakukan dengan segera oleh kepolisian Rizal, dibantu oleh penjaga pantai dan otoritas lokal. Namun, upaya ini tidak mampu menghindarkan 26 orang dari maut yang menghantui. Empat puluh orang lainnya berhasil diselamatkan.
Upaya pencarian dan penyelamatan dilanjutkan pada Jumat, setelah sempat terhenti pada Kamis malam. "Ini adalah peristiwa tragis yang wajib kita selidiki," ujar Laksamana Muda penjaga pantai Hostillo Arturo Cornelio.
Menurut Cornelio, feri tersebut seharusnya hanya membawa maksimal 42 penumpang dan awak kapal. Akan tetapi, kelebihan muatan terjadi. Penyelidikan juga akan ditujukan pada laporan bahwa penumpang tidak menggunakan pelampung sesuai dengan peraturan keselamatan yang berlaku.
Topan Doksuri, yang mulai menerjang Filipina utara pada Kamis, telah memicu hujan monsun di sebagian besar wilayah kepulauan tersebut. Topan ini telah menumbangkan pohon dan memutus aliran listrik di Taiwan selatan, memaksa pihak berwenang menutup berbagai bisnis dan memperingatkan tentang angin ekstrem.
Akibat tenggelamnya feri tersebut, jumlah korban tewas akibat cuaca buruk selama seminggu di pulau utama Luzon telah mencapai lebih dari 30 orang. Pihak penanggulangan bencana melaporkan bahwa sebelumnya setidaknya sembilan orang tewas akibat Doksuri, terutama akibat tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang, sementara ribuan lainnya mengungsi.
Perjalanan laut terhenti di banyak pelabuhan selama Doksuri berlangsung dari Selasa hingga Rabu, mengakibatkan ribuan penumpang dan truk kargo terdampar. Perintah larangan berlayar dicabut secara bertahap pada Kamis seiring cuaca yang mulai membaik di banyak daerah.