Pencurian lewat facebook: Seorang wanita berprofesi sebagai guru kehilangan Rp426 juta akibat klik iklan Facebook. Bagaimana kejadian ini bisa terjadi dan apa tanggapan bank serta polisi?
Cekricek.id - Seorang wanita, yang berprofesi sebagai guru dan juga seorang ibu tunggal, harus menanggung kerugian hingga Rp426 juta setelah peretas berhasil mengakses ponselnya.
Dalam laporan Shin Min Daily News mengungkapkan bahwa aksi peretas tersebut tidak hanya menyedot dana sekitar Rp121,8 juta dari rekening bank wanita tersebut, tetapi peretas juga berhasil menagih uang muka sebesar Rp304,6 juta.
Wanita bernama Ms Chen berumur 49 tahun, mengungkapkan bahwa pada tanggal 18 Juli, ia mendapatkan notifikasi transfer senilai Rp91,4 juta. Anehnya, notifikasi tersebut lenyap seketika setelah ia mencoba membukanya.
Ketika merasa ada yang tidak beres, Ms Chen segera memeriksa saldo rekeningnya melalui iBanking dan ternyata saldo yang tersisa hanya Rp60.912. Dia tidak membuang waktu dan langsung berkoordinasi dengan bank untuk memblokir rekeningnya.
Tak berhenti di situ, Ms Chen juga menghubungi kepolisian dan menyerahkan ponselnya untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ada malware yang telah digunakan oleh peretas untuk melakukan aksi pencuriannya.
Ms Chen menduga bahwa kejadian ini bermula saat ia tanpa sengaja menekan iklan di Facebook. Akibat tindakannya itu, browser Google Chrome di ponselnya terinfeksi malware.
Namun, sang peretas memerlukan izin dari pengguna untuk mengontrol ponsel dari jarak jauh. Mereka memanfaatkan notifikasi 'update aplikasi' palsu untuk mendapatkan izin tersebut. Setelah mendapatkan akses, peretas menginstal Teamviewer di ponsel Ms Chen untuk mengontrol ponselnya.
Berdasarkan jejak digital, peretas pertama kali mengakses rekening bank Ms Chen pada tanggal 15 Juli, menambahkan rekening penerima baru, dan pada 18 Juli mulai pukul 14:00 melakukan serangkaian transaksi, termasuk pengajuan uang muka Rp304,6 juta.
Ironisnya, notifikasi transaksi dari bank berhasil dihapus oleh peretas sehingga Ms Chen terinformasi terlambat, sekitar pukul 18:00.
Ms Chen mengingatkan, "Saya menemukan dua aplikasi Google Chrome di ponsel saya. Pastikan Anda selalu waspada dan periksa ponsel Anda agar terhindar dari malware."
Karena rekening penerima yang diatur oleh peretas adalah milik perusahaan kripto, besar kemungkinan dana Ms Chen telah dikonversi menjadi mata uang kripto dan ditransfer ke entitas lain, sehingga prospek pemulihan dana sangat kecil.
Polisi saat ini tengah memproses laporan Ms Chen dan melakukan investigasi lebih lanjut.
Situasi semakin mengkhawatirkan bagi Ms Chen, yang baru saja berpisah dari suaminya dan memiliki dua anak perempuan berusia tujuh dan sepuluh tahun. Dia telah mempekerjakan pembantu rumah tangga dengan gaji Rp10,6 juta per bulan.
Kendati sadar bahwa kerugian Rp121,8 juta mungkin tidak bisa diperoleh kembali, Ms Chen mempertanyakan mengapa bank mengizinkan transaksi sebesar itu tanpa pemberitahuan lebih lanjut. Dia juga merasa frustrasi dengan tanggapan bank yang memintanya membayar kembali Rp304,6 juta ditambah bunga dan biaya sekitar Rp10,6 juta.
Ms Chen masih berharap bahwa bank akan mereview ulang kasusnya dan membebaskan beban pembayaran tersebut sebagai bentuk itikad baik.