Jusuf Muda Dalam, tokoh penting di balik perbankan era Sukarno, berperan besar dalam integrasi bank-bank negara. Pelajari lebih lanjut tentang peran dan kontroversinya.
Siapa Jusuf Muda Dalam?
Dalam sejarah perbankan Indonesia, nama Jusuf Muda Dalam mencuat sebagai sosok yang berpengaruh pada era pemerintahan Presiden Sukarno. Lahir di tanah Aceh tanggal 1 Desember 1914, Jusuf Muda Dalam memegang peranan penting sebagai Menteri Urusan Bank Sentral Republik antara tahun 1963 hingga 1966.
Sebelum menduduki posisi tersebut, pada 1954, Jusuf telah memutuskan untuk bergabung dengan Partai Nasionalis Indonesia dan bahkan berhasil menduduki kursi pengurus pusat. Kepercayaan Sukarno terhadap Jusuf bukan tanpa alasan.
Saat Presiden Sukarno berambisi untuk mengkonsolidasikan seluruh bank milik negara, Jusuf Muda Dalam diberikan wewenang penuh untuk merumuskan aturan-aturan terkait dan menunjuk individu-individu terbaik untuk mengisi posisi kunci.
Namun, seperti halnya banyak tokoh penting, Jusuf Muda Dalam tidak lepas dari kontroversi. Pada era transisi ke pemerintahan Suharto, ia harus melepaskan jabatannya dalam rangka reformasi perbankan yang sedang berlangsung.
Tidak hanya itu, Jusuf juga harus menghadapi berbagai tuduhan, termasuk dugaan korupsi, yang mengantarkannya ke meja hijau.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.