Para astronom menemukan bahwa fluktuasi cahaya dari galaksi terterang di alam semesta mungkin mengungkapkan rahasia di inti mereka: sepasang lubang hitam supermasif yang terkunci dalam orbit yang memudar.
Cekricek.id - Dalam pencarian untuk memahami misteri alam semesta, para astronom kini menyoroti galaksi terterang yang dikenal sebagai blazar. Menurut analisis terbaru, perubahan yang tidak biasa dalam kilauan blazar mungkin disebabkan oleh sepasang lubang hitam supermasif yang terkunci dalam orbit yang memudar.
Penelitian yang dipimpin oleh astronom Silke Britzen dari Max Planck Institute for Radio Astronomy di Jerman ini mengkaji 12 galaksi blazar. Tim internasional ini menemukan bahwa interpretasi lubang hitam yang berputar dapat diterapkan pada semua galaksi tersebut.
Penelitian yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal ini, memberikan petunjuk tentang bagaimana lubang hitam supermasif dengan massa jutaan hingga miliaran kali massa Matahari dapat tumbuh menjadi sangat besar. Jika ada banyak lubang hitam supermasif kembar, ini menunjukkan bahwa telah terjadi penggabungan raksasa sepanjang sejarah alam semesta.
Britzen menjelaskan, "Kami menemukan bukti dan mendiskusikan kemungkinan bahwa precessing jet, yang mungkin disebabkan oleh sepasang lubang hitam supermasif atau oleh cakram akresi yang melengkung di sekitar satu lubang hitam, bertanggung jawab atas variabilitas yang diamati."
Objek terterang yang dikenal di alam semesta adalah kuasar. Sebuah blazar adalah jenis kuasar yang berorientasi dengan cara tertentu. Namun, ada sesuatu yang menarik tentang cahaya dari blazar: intensitasnya bervariasi.
Variabilitas ini sebelumnya diartikan sebagai sesuatu yang acak, mungkin akibat dari bongkahan materi yang disuntikkan ke dalam jet.
Beberapa tahun lalu, Britzen dan koleganya menunjukkan bahwa variabilitas blazar OJ 287 adalah hasil dari jet yang precessing. Ini berarti sumber jet tersebut bergetar seperti gasing yang berputar. Kami juga tahu bahwa OJ 287 memiliki dua lubang hitam supermasif; precessing ini terkait dengan orbit mereka.
Meskipun OJ 287 adalah kasus yang ekstrem, dengan menggunakan kerangka kerja yang sama pada 11 blazar lain dengan variabilitas yang kurang menonjol, para peneliti menemukan bahwa precessing memiliki peran penting dalam fluktuasi mereka.
Astrofisikawan Michal Zajaček dari Masaryk University di Ceko menjelaskan, "Fisika dari cakram akresi dan jet cukup kompleks, tetapi kinematika massal mereka dapat dibandingkan dengan girokop sederhana."
Saat ini, kita belum memiliki instrumen dengan resolusi yang cukup untuk mengamati arsitektur cakram yang akan mengungkapkan lubang hitam kembar ini. Namun, pemantauan berkelanjutan atas precessing, serta observasi jangka panjang dari blazar lain, dapat terus memberikan informasi tentang keberadaan mereka.
Britzen menambahkan, "Precessing jet tampaknya memberikan tanda terbaik dari objek-objek ini, yang keberadaannya diharapkan tidak hanya oleh komunitas lubang hitam/AGN, tetapi juga oleh komunitas gelombang gravitasi/pulsar."