Kesadaran akan asuransi dan jaminan sosial menjadi kunci kesejahteraan generasi muda Indonesia. Pelajari pentingnya pemahaman ini bagi masyarakat berusia 17-35 tahun.
Cekricek.id - Dalam era globalisasi, kesejahteraan generasi muda Indonesia menjadi sorotan. Salah satu indikator kesejahteraan tersebut adalah angka harapan hidup. Menurut data PBB, angka harapan hidup di Indonesia mencapai 68,25 tahun, angka yang cukup rendah dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Namun, angka ini bukan hanya sekedar statistik. Dibalik angka tersebut tersembunyi urgensi pemahaman tentang asuransi dan jaminan sosial.
Seiring bertambahnya usia, kesehatan kita rentan mengalami penurunan. Inilah mengapa asuransi menjadi penting. Sayangnya, berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penetrasi asuransi di tanah air masih terbilang minim, hanya 3,18% pada 2021. Angka ini terdiri dari asuransi sosial (1,45%), asuransi jiwa (1,19%), asuransi umum (0,47%), dan asuransi wajib.
Merespons hal ini, Universitas Indonesia (UI) melalui program studi Administrasi Asuransi dan Aktuaria mengadakan kuliah umum dengan tema “Social Security Education and Awareness”. Dalam acara tersebut, Prof. Shigenori Ishida dari Kansai University dan Yoshihiko Ono dari JICA Research Team Member of Social Security Indonesia berbagi wawasan.
Pentingnya Asuransi dan Jaminan Sosial
Dilansir laman resmi Universitas Indonesia, Prof. Ishida menekankan pentingnya jaminan sosial dalam menghadapi risiko umur panjang. Menurutnya, jaminan sosial adalah titik temu antara kebijakan ekonomi dan sosial ketenagakerjaan. Dengan masyarakat yang semakin menua dan tingkat kelahiran yang rendah, tantangan seperti beban nasional yang meningkat dan penurunan perilaku konsumtif menjadi nyata.
Oleh karena itu, sumber pajak dari masyarakat produktif menjadi vital untuk mendanai program pensiun bagi mereka yang berumur panjang.
Lebih lanjut, Prof. Ishida menyarankan agar Indonesia memiliki skema national pension, yang menggabungkan asuransi nasional dan swasta. Hal ini penting untuk memastikan kesejahteraan masyarakat di masa mendatang.
Yoshihiko Ono, dalam paparannya, menekankan bahwa jaminan sosial adalah fondasi sebuah negara. Ia membandingkan sistem jaminan sosial di Jepang dan Indonesia, menyoroti keberhasilan BPJS Ketenagakerjaan melalui program Jaminan Hari Tua (JHT) di Indonesia.
Ono berharap agar mahasiswa, khususnya dari program studi Administrasi Asuransi dan Aktuaria UI, dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asuransi.
Padang Wicaksono, S.E., Ph.D, Direktur Program Pendidikan Vokasi UI, menambahkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ia berharap kerjasama antara Kansai University dan Universitas Indonesia dapat terwujud untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan riset di kedua institusi.
Kesadaran tentang asuransi dan jaminan sosial bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua. Generasi muda, khususnya mahasiswa, memiliki peran penting sebagai agen perubahan untuk memastikan kesejahteraan seluruh warga negara.