Cekricek.id - Dalam sorotan tajam dan penuh kritik, Ratu Rania dari Yordania menyuarakan kecaman kerasnya terhadap sikap negara-negara Barat terkait serangan Israel di Gaza, menuding adanya "standar ganda" dan ketidakadilan yang mencolok. Mengungkapkan kekecewaannya, Ratu Rania, yang memiliki latar belakang Palestina, menilai bahwa dunia Barat seolah terlibat dalam tragedi kemanusiaan ini karena kebisuannya.
Dalam pemaparannya yang penuh emosi dan ketegasan, Ratu Rania tidak hanya mengungkapkan rasa kecewa, tapi juga memberikan kritik pedas terhadap negara-negara Barat.
Ia menunjukkan bagaimana mereka, dengan ketidakhadiran suara dan tindakan, seolah memberikan dukungan tersirat pada aksi militer Israel yang merugikan warga sipil Palestina.
Mengambil contoh spesifik, Ratu Rania menyebutkan tanggal 7 Oktober, saat dunia tampaknya berpihak pada Israel, sementara menutup mata terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Lebih dari 1.400 nyawa melayang dan ratusan lainnya diculik, sebagian besar adalah warga sipil, menjadi bukti nyata dari tragedi yang dianggapnya tidak mendapatkan perhatian yang semestinya.
Serangan balasan dari Israel, dalam bentuk serangan udara yang tak henti-hentinya, telah menambah panjang daftar korban.
Dengan lebih dari 6.500 korban jiwa, mayoritas adalah warga sipil dan banyak di antaranya anak-anak, situasi di Gaza kian memprihatinkan. Belum lagi pengepungan total terhadap 2,4 juta penduduknya, yang kini berada dalam krisis kemanusiaan.
"Apakah membunuh sebuah keluarga dengan senjata adalah tindakan yang salah, namun menjadi hal yang bisa diterima ketika kita menembaki mereka sampai mati?" demikian retorika Ratu Rania yang menunjukkan ironi dan kekecewaan yang mendalam.
Dia mempertanyakan nilai kemanusiaan dan keadilan yang seharusnya dipegang teguh oleh semua pihak.
Meski banyak negara Barat menyatakan dukungan mereka untuk Israel, Ratu Rania menyoroti bahwa dukungan tersebut harus diimbangi dengan penghormatan terhadap hukum internasional.
Ia mengkritik keras keengganan mereka untuk mendukung gencatan senjata, menyebutnya sebagai bentuk keterlibatan tidak langsung dalam konflik tersebut.
Gedung Putih, sebagai salah satu pemain kunci dalam politik global, telah menyatakan bahwa gencatan senjata hanya akan menguntungkan Hamas. Namun, Ratu Rania menegaskan bahwa pandangan ini tidak tepat dan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk melihat kembali cara pandang dunia terhadap konflik ini.
António Guterres, Sekjen PBB, juga menyuarakan keprihatinannya atas situasi di Gaza, menyebut ada "pelanggaran jelas terhadap hukum internasional".
Kritik ini, meski mendapat tanggapan keras dari diplomat Israel, sejalan dengan pandangan Ratu Rania yang menilai bahwa konflik ini bukan hanya tentang kejadian-kejadian terkini, tapi juga soal sejarah panjang penindasan terhadap rakyat Palestina.
Baca juga: China Desak Gencatan Senjata di Gaza, dan Akan Lakukan Apapun untuk Tercapai Perdamaian
Sebagai penutup, Ratu Rania menegaskan bahwa pandangan dunia perlu diubah. Ia menyerukan kepada komunitas internasional untuk berdiri dan bersuara, tidak hanya demi rakyat Palestina, tapi juga demi keadilan dan kemanusiaan.