Cekricek.id - Dalam sebuah lompatan ilmiah yang mengagumkan, tim peneliti dari Departemen Teknik Mesin Universitas Carnegie Mellon, bersama dengan paleontologis dari Spanyol dan Polandia, telah berhasil menghidupkan kembali sejarah.
Mereka menggunakan catatan fosil untuk merekonstruksi Pleurocystitid, organisme laut yang hidup sekitar 450 juta tahun lalu, sebagai model robotik lunak. Pleurocystitid, yang dianggap sebagai salah satu echinoderm paling awal yang dapat bergerak menggunakan batang otot, kini menjadi subjek penelitian futuristik di bidang Paleobionik.
Dalam sebuah terobosan ilmiah yang memukau, tim gabungan dari Universitas Carnegie Mellon dan para paleontolog dari Eropa telah membawa inovasi signifikan dalam memahami desain dan gerak hewan melalui bidang Paleobionik.
Studi ini, yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), membuka jendela baru dalam pemahaman kita mengenai evolusi hewan dengan menerapkan Softbotics—robotika yang menggunakan elektronik fleksibel dan material lunak—untuk mensimulasikan organisme yang telah punah.
Carmel Majidi, Profesor Teknik Mesin di Carnegie Mellon University dan penulis utama studi, menjelaskan pentingnya Softbotics.
"Kami membangun robot analog untuk mempelajari bagaimana pergerakan hewan telah berubah sepanjang waktu," ujarnya.
Pendekatan ini memberikan wawasan baru tentang prinsip-prinsip biologi dan evolusi yang tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa melihat kembali garis waktu evolusi.
Dengan manusia hanya mewakili 0.007% dari sejarah bumi, pengertian kita tentang kerajaan hewan modern, yang menginspirasi sistem mekanis saat ini, hanyalah sebagian kecil dari semua makhluk yang pernah ada.
Dengan menggunakan bukti fosil, tim ini berhasil menggambarkan bahwa pleurocystitids kemungkinan mampu bergerak di dasar laut menggunakan batang otot yang mendorong hewan ke depan.
Meskipun saat ini tidak ada analog langsung (echinoderm telah berevolusi menjadi bintang laut dan bulu babi modern), pleurocystitids telah menarik perhatian paleontolog karena peran penting mereka dalam evolusi echinoderm.
Dalam hal robotika yang terinspirasi oleh alam, tim menemukan bahwa gerakan menyapu yang luas kemungkinan adalah gerakan paling efektif. Mereka menemukan bahwa memperpanjang batang secara signifikan meningkatkan kecepatan hewan tanpa memerlukan lebih banyak energi.
Richard Desatnik, kandidat PhD dan penulis bersama, bersama dengan Zach Patterson, mantan alumnus CMU, mengungkapkan tantangan dalam memilih fitur penting dari organisme untuk diadopsi dalam robotika bio-inspirasi. Mereka mengeksplorasi strategi lokomosi yang efisien untuk robot mereka, seperti mempertanyakan apakah robot bintang laut benar-benar memerlukan lima anggota untuk bergerak.
Kini, setelah berhasil menggunakannya untuk merekayasa organisme punah, tim berharap untuk menjelajahi hewan lain, seperti organisme pertama yang dapat berpindah dari laut ke darat—sesuatu yang tidak dapat dipelajari dengan cara yang sama menggunakan perangkat robot konvensional.
Phil LeDuc, co-author dan Profesor Teknik Mesin di Carnegie Mellon University, menyatakan antusiasmenya. "Menghidupkan kembali sesuatu yang ada hampir 500 juta tahun yang lalu sangat menarik, tetapi yang lebih menggairahkan adalah betapa banyak yang akan kita pelajari darinya," ujarnya. "Kami tidak hanya melihat fosil di tanah, kami berusaha memahami kehidupan dengan bekerja bersama paleontolog yang luar biasa."