Cekricek.id - Sebuah penemuan gemilang mengguncang dunia ilmiah, ketika sebuah tim peneliti menemukan hutan bakau kuno yang membatu, usianya mencapai 23 juta tahun, yang tersembunyi di Pulau Barro Colorado, Panama. Penemuan ini membuka jendela ke masa lalu, mengungkapkan keberagaman dan ketahanan luar biasa dari ekosistem bakau purba.
Para peneliti, yang pertama kali menemukan jejak fosil kayu pada tahun 2018 selama ekspedisi geologi di Pulau Barro Colorado, menegaskan bahwa temuan ini menjadi puncak pengetahuan geologi dan paleontologi. Pulau ini, terletak di Danau Gatun, telah menjadi saksi bisu perjalanan waktu, menyimpan rahasia sejarah alam yang menakjubkan.
Menurut Carlos Jaramillo, seorang ahli geologi dari Smithsonian Tropical Research Institute di Panama, "Kami tidak pernah membayangkan bahwa fosil kayu akan ada di BCI. Tidak ada yang melaporkannya, mengingat banyaknya ilmuwan yang telah mensurvei pulau tersebut selama satu abad terakhir." Fosil-fosil bakau ini terawetkan secara luar biasa karena letusan gunung berapi pada zaman Miosen awal, sekitar 23 juta tahun yang lalu.
Para peneliti menyelidiki 121 sampel fosil kayu di sungai kecil di BCI dan mengidentifikasi 50 spesies yang sebelumnya tidak diketahui. Spesies baru ini dinamai Sonneratioxylon barrocoloradoensis dan mirip dengan bakau yang tumbuh di berbagai wilayah seperti Asia Tenggara, Australasia, dan sebagian Afrika tropis.
Hutan bakau kuno ini, seperti yang terungkap dalam jurnal Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology edisi Maret 2024, menjulang jauh lebih tinggi daripada hutan bakau modern. Meskipun pohon bakau umumnya mencapai tinggi sekitar 43 kaki, S. barrocoloradoensis dapat tumbuh hingga 82 kaki, bahkan menjulang hingga 130 kaki.
Menariknya, hutan ini diketahui tumbuh di wilayah yang kini menjadi semenanjung sempit yang menghubungkan Panama tengah dengan Amerika Utara, sebelum terbentuknya Tanah Genting Panama.
Para peneliti juga menduga bahwa hutan bakau tersebut mungkin musnah akibat letusan gunung berapi yang mengubur lanskap dengan lumpur, memperlambat dekomposisi dan memberikan kesempatan langka untuk meresapi informasi berharga tentang masa lalu.
Camila Martínez Aguillón, penulis utama studi dan ahli paleoekologi di Universitas EAFIT di Kolombia, menyatakan, "Sampel fosil kayu, juga dikenal sebagai kayu membatu, menyimpan banyak informasi. Struktur selulernya mengalami mineralisasi selama ribuan tahun, memberikan kami kesempatan langka untuk melakukan perjalanan ke masa lalu."
Penemuan ini bukan hanya sekadar pengayaan dalam catatan sejarah alam, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang adaptasi dan evolusi ekosistem bakau. Hutan bakau purba ini tidak hanya menjadi penemuan ilmiah, tetapi juga kisah luar biasa tentang ketahanan alam terhadap perubahan lingkungan.
Dapatkan update Berita Riau Hari Ini setiap hari dari Cekricek.id. Ikuti kami melalui Google News. Klik tautan untuk terhubung.