Film “Reno Nilam” Angkat Kisah Perempuan Minang Melawan Tradisi

Film “Reno Nilam” Angkat Kisah Perempuan Minang Melawan Tradisi

Kru Film Reno Nilam di lokasi syuting, Koto Tuo Tanah Datar. [Foto: Istimewa]

Cekricek.id, Tanah Datar - Sebuah karya sinema bertema drama sosial sedang dipersiapkan di wilayah Koto Tuo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Film Reno Nilam mengusung cerita tentang perjuangan seorang remaja perempuan Minangkabau dalam meraih mimpi pendidikan tinggi di tengah belenggu tradisi dan keterbatasan ekonomi keluarga.

Karya yang disutradarai Rendy F. Pratama ini menghadirkan narasi tentang seorang siswi sekolah menengah atas bernama Reno yang bercita-cita menempuh pendidikan kedokteran. Tokoh utama tersebut menghadapi tantangan berat dari lingkungan keluarga yang menganut pandangan konservatif, khususnya ayah yang memiliki keyakinan bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan tinggi.

Dalam perjuangannya, Reno hanya mendapat dukungan diam-diam dari sang ibu yang memahami aspirasi putrinya. Konflik internal keluarga ini menjadi latar belakang utama yang menggambarkan realitas sosial masyarakat Minangkabau kontemporer.

Naskah film Reno Nilam ditulis dan diadaptasi oleh Algi Susni, seorang penulis dan seniman asal Koto Tuo. Karya ini terinspirasi dari tradisi Randai Minangkabau namun dikembangkan dengan pendekatan konteks sosial modern yang relevan dengan generasi muda masa kini.

Proses produksi film ini melibatkan kolaborasi antara LANTERA, komunitas kreatif Tanah Datar, dengan MT Film sebagai mitra produksi. Proyek ini juga menjadi momentum spesial bagi Afrizal, mantan Sekretaris Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Tanah Datar yang memutuskan terjun ke dunia perfilman setelah memasuki masa pensiun.

Afrizal tidak hanya berperan sebagai produser, tetapi juga memerankan karakter ayah dalam film Reno Nilam. Keunikan lain dari produksi ini adalah keterlibatan istri Afrizal yang memerankan sosok ibu, sementara peran utama Reno dibawakan oleh Indah, aktris muda lokal.

"Film ini lahir dari kampung, untuk kampung, dan semoga bisa menggema sampai ke luar Minangkabau," ungkap Rendy F. Pratama, sutradara muda yang juga menjadi penggerak komunitas kreatif LANTERA.

Saat ini, film Reno Nilam masih berada dalam tahap persiapan pra-produksi. Rencana pengambilan gambar akan dilaksanakan di berbagai lokasi otentik di kawasan Koto Tuo yang masih mempertahankan keaslian arsitektur rumah gadang, surau bersejarah, dan atmosfer kampung Minangkabau yang autentik.

Melalui semangat kolaborasi yang melibatkan berbagai kalangan mulai dari mantan birokrat, seniman lokal, hingga talenta muda, film Reno Nilam diharapkan dapat menjadi karya sinema independen yang tidak sekadar menghibur. Proyek ini juga bertujuan memberikan refleksi terhadap realitas sosial yang kerap luput dari perhatian masyarakat luas. [*/]

Baca Juga

Istano Basa Pagaruyuang Jadi Tuan Rumah Peringatan Satu Dekade Komunitas TeRuCI
Istano Basa Pagaruyuang Jadi Tuan Rumah Peringatan Satu Dekade Komunitas TeRuCI
Penandatanganan kesepakatan kerjasama antara Bupati Tanah Datar Eka Putra dan Walikota Pekanbaru Agung Nugroho di Indo Jolito Batusangkar
Pemkab Tanah Datar-Pemkot Pekanbaru Teken Kesepakatan Kerjasama Pembangunan Daerah
Bupati Tanah Datar Eka Putra bersama Forkopimda mengikuti car free day perdana di Lapangan Cindua Mato Batusangkar
Setiap Minggu Car Free Day di Jalan Kawasan Lapangan Cindua Mato Batusangkar
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Terpukau Keindahan Istano Basa Pagaruyung
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Terpukau Keindahan Istano Basa Pagaruyung
Perumda Tuah Sepakat Perkuat Hilirisasi Digital dan Ketahanan Pangan Tanah Datar
Perumda Tuah Sepakat Perkuat Hilirisasi Digital dan Ketahanan Pangan Tanah Datar
The Settlers: Kisah Kelam Kolonialisme Chile dalam Balutan Sinematik
The Settlers: Kisah Kelam Kolonialisme Chile dalam Balutan Sinematik