Cekricek.id, Bukittinggi - Semangat koperasi Bung Hatta kembali menggetarkan Bukittinggi dalam peringatan Hari Koperasi Nasional ke-78 yang berlangsung meriah di kawasan Jam Gadang, Minggu pagi, (13/7/2025). Kegiatan jalan sehat yang diselenggarakan Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Kota Bukittinggi diikuti ratusan warga dan pengurus koperasi dari berbagai penjuru kota.
Wakil Wali Kota Bukittinggi, Ibnu Asis, secara resmi melepas kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya melanjutkan semangat koperasi Bung Hatta yang lahir dari tanah kelahirannya sendiri, Bukittinggi.
"Ini bukan sekadar seremoni. Ini momentum untuk menghidupkan kembali nilai gotong royong dan keadilan ekonomi yang diperjuangkan Bung Hatta," ujar Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja, Mihandrik.
Peringatan ini juga menjadi bentuk dukungan nyata terhadap program Koperasi Merah Putih yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. Melalui pendekatan ekonomi berbasis rakyat, koperasi diharapkan menjadi pilar utama pembangunan nasional yang inklusif.
Bukittinggi tak hanya mencatat sejarah sebagai kota kelahiran Mohammad Hatta, tetapi juga sebagai tempat tumbuhnya gagasan besar tentang koperasi sebagai solusi ekonomi kerakyatan. Sebagai Wakil Presiden pertama RI dan Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta memperjuangkan koperasi sebagai wujud nyata ekonomi berbasis kekeluargaan dan keadilan sosial.
Dalam Pasal 33 UUD 1945, Bung Hatta menegaskan bahwa struktur ekonomi nasional harus dibangun atas asas kekeluargaan. Keyakinan itu bukan hanya teori, melainkan diwujudkan melalui aksi langsung: membina koperasi, menulis buku, hingga menyuarakan perubahan lewat forum nasional dan internasional.
Gelar Bapak Koperasi Indonesia yang disematkan padanya pada Kongres Koperasi 1953 di Bandung adalah bentuk pengakuan terhadap kiprah dan dedikasinya.
Tak hanya di bidang ekonomi, Bung Hatta juga menorehkan kontribusi besar di panggung politik nasional. Sebagai arsitek demokrasi Indonesia, ia memperkenalkan Maklumat X, tonggak awal sistem parlementer di Indonesia. Integritas dan kesederhanaannya menjadikan ia panutan lintas generasi.
“Selama rakyat belum mencapai kemakmuran yang sejati, perjuangan belum selesai,” demikian kalimat legendaris yang terus menggema dalam setiap upaya membangun negeri.
Lebih dari empat dekade setelah kepergiannya pada 14 Maret 1980, pemikiran Bung Hatta tetap hidup. Di Bukittinggi, semangat itu terasa nyata dalam geliat koperasi yang semakin tumbuh dan adaptif terhadap zaman.
Baca Juga: Perjuangan dan Dedikasi Sutan Syahrir: Sang Intelektual dan Perdana Menteri Pertama Indonesia
Perayaan HUT Koperasi ke-78 bukan hanya bentuk penghormatan, tapi juga pernyataan tekad: meneruskan warisan Bung Hatta dalam bentuk koperasi yang kuat, solutif, dan berpihak pada rakyat. (*)