Siapa AM Sangadji?
AM Sangadji adalah sosok pejuang kemerdekaan yang berjuang dengan penuh semangat dan keberanian. Ia memimpin gerakan perlawanan terhadap penjajah dan membela kemerdekaan Indonesia. Siapa sebenarnya AM Sangadji dan apa warisannya bagi bangsa Indonesia?
AM Sangadji, yang memiliki nama lengkap Abdoel Moethalib Sangadji, adalah salah satu pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia. Ia lahir pada tanggal 3 Juni 1889 di Rohomoni, Pulau Haruku, Maluku. Ia berasal dari keluarga Sangaji Hatuhaha, yang merupakan wakil Kesultanan Ternate di Pulau Haruku.
Sejak muda, AM Sangadji sudah menunjukkan semangat dan keberanian dalam perjuangan melawan penjajah. Ia berperan aktif dalam berbagai organisasi pergerakan nasional, seperti Sarekat Islam dan Kongres Pemuda II. Ia juga dikenal sebagai orator yang handal dan menginspirasi banyak orang.
AM Sangadji tidak hanya berjuang di tanah kelahirannya, tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia. Ia pernah berkiprah di Kalimantan Timur, di mana ia mendirikan sekolah-sekolah untuk anak-anak bumiputera. Ia juga pernah memimpin Laskar Hisbullah di Yogyakarta, yang merupakan salah satu pasukan pejuang kemerdekaan.
Gelar “Jago Tua” melekat pada diri AM Sangadji karena ia terkenal sebagai sosok yang gigih dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan. Gelar ini diabadikan dalam beberapa surat kabar ibu kota Republik, seperti Hindeburg Kalimantan dan Merdeka Solo. Bahkan Belanda dan Jepang mengakui kepemimpinannya dengan menyebutnya sebagai “Pemimpin Tua”.
Sayangnya, perjalanan hidup AM Sangadji berakhir tragis di Yogyakarta pada tahun 1947. Ia tewas ditembak oleh gerombolan tidak dikenal di kediamannya di Jetis. Meskipun kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam, warisannya sebagai perintis dan pejuang kemerdekaan tetap dikenang hingga saat ini.
AM Sangadji merupakan simbol ketabahan dan semangat perjuangan untuk memperjuangkan hak kemerdekaan dan keadilan bagi bangsa Indonesia. Ia pantas mendapatkan penghargaan sebagai pahlawan nasional, sebagaimana usulan dari beberapa tokoh dan organisasi masyarakat. Ia juga layak menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berjuang demi kemajuan bangsa.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.