Cekricek.id, Portal Islam - Nasib serta kisah tragis ternyata menimpa pembunuh Tabi’in serta cucu Ali Bin Abi Thalib. Yakni pembunuhan terakhir yangdilakukan Hajaj ibn Yusuf Ats Tsaqafi. Hal ini akan dibahas secara tuntas sebagaimana mengutip dalam tayangan di channel YouTube Ferry Channel pada Sabtu (1/4/2023).
Salah seorang murid terbaik dari Ibnu Abbas bernama Said bin Jubair yang menjadikan Alquran sebagai harta berharga miliknya. Selalu dilibatkan dalam berbagai aktivitas yang dirinya lakukan. Tapi ternyata dulunya ia adalah seorang mantan budak Bani Wabilah yang berasal dari Kuffah.
Berbagai ulama Tabi’in tersohor menyebut jika ia termasuk dalam orang berkulit hitam namun memiliki kepribadian putih cemerlang. Diceritakan jika sosok yang begitu disukai oleh banyak orang ini dibunuh oleh Hajaj ibn Yusuf Ats Tsaqafi yang berasal dari Bani Tsaqif.
Rupanya ia sempat diangkat sebagai gubernur untuk memimpin wilayah Mekkah. Ternyata sosoknya memang dikenal sebagai penguasa yang zalim. Karena berperilaku kejam serta membunuh banyak ulama serta kaum muslimin.
Terutama untuk wilayah Madinah, Irak beserta Thaif. Tidak hanya itu ia jugalah yang membunuh cucu Abu Bakar As Siddiq yakni Abdullah bin Zubair.
Said bin Jubair juga sempat menjadi seorang buronan negara. Namun berhasil ditangkap tapi ia melarikan diri ke daerah Asfahan selanjutnya ia pindah ke mekah saat tempat persembunyian ini diketahui.
Namun ketika dirinya telah dikepung di berbagai arah. ia memutuskan untuk pasrah kepada Allah ketika diminta untuk bertemu dengan Hajaj. Menariknya ketika itu ia meminta kepada sejumlah orang yang mengepung rumahnya agar menunggu sebentar.
Karena beliau berniat untuk mandi lalu memakai minyak wangi serta minyak rambut dan kain kafan. Ketika keluar rumah tak lupa ia berdoa meminta perlindungan kepada Allah.
Ketika bertemu langsung dengan sosok pembunuh tersebut sempat ditanyakan namanya. Ketika ia jawaban jujur Said bin Zubair, Hajaj malah menyebut ia adalah orang celaka bin binasa.
Nasib Pembunuh, Tersiksa Diakhir Hidup
Sebelum Hajaj berniat untuk membunuh Said, ia memperlihatkan pemaksaan kepada seorang perempuan untuk disuruh menari. Said berdoa kepada Allah dan menyatakan jika dirinya bukan termasuk orang yang musyrik.
Hajaj ibn Yusuf Ats Tsaqafi ketika itu meminta kepada bawahannya agar menghadapkan wajah Said selain menghadap kiblat. Ada suara yang menyatakan jika ke arah mana pun seseorang menghadap sejatinya ada Allah bersamanya.
Ia lantas memerintahkan kepada bawahannya untuk menyembelih Said. Namun orang yang begitu dermawan ini lantas berdoa kembali kepada Allah agar tidak memberi kesempatan terhadap orang-orang zalim. Agar tidak bisa membunuh satu orang pun setelah ia dibunuh.
Setelah ia wafat dari kejahatan penguasa zalim, Hajaj ibn Yusuf jatuh sakit. Dimana terdapat penyakit kulit di sekujur tubuhnya selama satu bulan penuh dan tidak bisa merasakan makanan serta minuman.
Ia tidak bisa tidur nyenyak karena selalu bermimpi berenang di sungai darah. Serta selalu berkata bahwa jika nasibnya lebih buruk dari Said hingga dia mati.
Tahun kematian Said dikenal sebagai tahun ulama. Termasuk diantaranya anak Husain bin Ali serta Zainul Abidin yang merupakan cucu Ali Bin Abi Thalib.