Cekricek.id - Pemerintah Australia secara resmi menyatakan dukungan terhadap serangan militer Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran yang terjadi Minggu (22/6/2025). Menteri Luar Negeri Penny Wong menegaskan bahwa Australia mendukung langkah Washington untuk mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.
"Kami mendukung tindakan yang telah diambil AS untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir," ungkap Wong dalam wawancara dengan stasiun televisi 7News Australia. Dia menekankan bahwa Iran tidak boleh dibiarkan mengembangkan persenjataan nuklir yang dapat mengancam stabilitas regional.
Namun, Wong juga menyampaikan keprihatinan Australia terhadap potensi eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah. Dalam konferensi pers di Canberra, diplomat senior tersebut menyerukan pentingnya jalur diplomasi untuk menyelesaikan ketegangan yang memanas.
"Kami menyerukan diplomasi, de-eskalasi, dan dialog karena dunia tidak ingin melihat perang skala penuh di Timur Tengah," tegas Wong. Pernyataan ini mencerminkan posisi Australia yang berupaya menyeimbangkan dukungan terhadap sekutu strategis dengan upaya mencegah konflik regional yang lebih luas.
Dukungan Australia terhadap aksi militer AS juga mendapat backing dari partai oposisi konservatif negara kanguru tersebut. Sebaliknya, Partai Hijau Australia mengecam keras serangan tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.
Situasi yang memanas ini juga berdampak pada warga Australia yang berada di Iran. Kantor berita Reuters melaporkan sekitar 2.900 warga Australia tengah berupaya meninggalkan Iran menyusul meningkatnya ketegangan antara Washington dan Teheran.
Serangan AS ke tiga lokasi di Iran pada Minggu pagi waktu setempat merupakan bagian dari upaya bersama dengan Israel untuk melumpuhkan program nuklir Iran. Presiden Donald Trump mengklaim bahwa situs nuklir utama Iran telah "dihancurkan sepenuhnya" dan mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut jika Iran tidak memilih jalan damai.
Menanggapi serangan tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa waktu untuk diplomasi telah berlalu. Dia menegaskan hak Iran untuk membela diri dan menuduh AS telah "melewati garis merah yang sangat besar."
Baca juga: Mengapa Sekutu Iran Bungkam Meski Amerika Serikat Ikut Serang Teheran?
Eskalasi konflik ini bermula dari serangan mendadak Israel ke beberapa lokasi di Iran pada 13 Juni lalu. Pejabat Israel menyebut serangan tersebut diperlukan untuk menangkal ancaman langsung pembangunan bom nuklir oleh Iran. Teheran kemudian membalas dengan serangkaian serangan rudal dan pesawat nirawak ke Israel, sementara Israel terus melancarkan serangan balasan ke berbagai lokasi di Iran.
Dukungan Australia terhadap serangan AS ke Iran menunjukkan komitmen Canberra dalam menjaga hubungan strategis dengan Washington, sekaligus mencerminkan kekhawatiran bersama terhadap program nuklir Iran yang dinilai mengancam stabilitas kawasan.