Cekricek.id - Belakangan ini muncul banyak pertanyaan apakah kapal yang digunakan oleh nabi Nuh tersebut kayunya berasal dari Indonesia. Hal tersebut dikarenakan banyak yang merasa bahwasanya penggunaan kapal tersebut bersumber dari penggunaan kayu jati. Dimana kayu tersebut sangat erat kaitannya dihasilkan oleh wilayah Indonesia.
Tetapi hal tersebut akan dibahas secara tuntas oleh seorang youtuber, Agus Mustofa dalam tayangan di channel YouTube pribadinya mengutip pada Sabtu (26/11/2022).
Dalam Alquran, Nabi Nuh dikisahkan termasuk dalam utusan alias nabi Allah yang diturunkan kepada Bani Rasyid. sehingga ada suatu peristiwa yang kita fenomenal berkaitan dengan nabi Nuh yang dikenal akan mukjizatnya ini.
yaitu membuat kapal dengan ukuran yang amat besar hingga bisa berhasil selamat dari adanya banjir bandang yang amat dahsyat.
“Kita perlu melakukan kalkulasi kalkulasi tertentu termasuk memberikan bukti-bukti geologis sebenarnya apakah perahu nabi Nuh itu terbuat dari bahan apa,” ucap Agus Mustofa.
Jika berdasarkan hasil penelitian, ternyata untuk pembuatan bahan perahu berukuran raksasa tersebut berasal dari papan dan juga paku. Apalagi hal tersebut juga tertera dalam Quran surat al-qamar ayat 13.
Serta dari berbagai penelitian dilakukan oleh sejumlah ahli geologi tidak menemukan bangkai kapal. Melainkan hanya jejak yang ditemukan di tanah berkaitan dengan dugaan tempat berlabuhnya kapal nabi Nuh ini.
“Perahunya sendiri tidak ditemukan tetapi hanya bekasnya meskipun ada yang bilang menyatakan menawarkan serpihan kayu yang kemudian diidentifikasi katanya dari Indonesia yaitu kayu jati.”
Benarkah Bahan Kapal Nabi Nuh dari Indonesia?
Tetapi untuk hal tersebut juga mendapatkan banyak bantahan sekaligus juga pertanyaan dari sejumlah ahli. Termasuk di antaranya apakah pada saat itu Nabi Nuh telah mampu untuk mendatangkan benda berupa kayu dari tempat yang begitu jauh dari dirinya.
Ataukah yang kedua memang kapalnya itu berasal dari Indonesia ini. Ada yang berpendapat ternyata Nabi Nuh katanya berangkat dari Indonesia sehingga dibangunnya di Indonesia. Tapi karena banjir yang menutupi seluruh muka bumi maka selama berhari-hari maka berlayarlah dan kandasnya di kawasan Turki, di gunung Ararat.
Dari berbagai pembahasan, Agus Mustofa menyimpulkan jika ini bukanlah banjir yang besar melainkan hanya banjir lokal dikarenakan adanya perubahan iklim. Terlebih lagi didukung dengan pendapat sejumlah ahli geologi.
Baca juga: Ini Kota Terindah di Dunia Menurut Nabi Muhammad SAW
Karena jika pada saat itu seluruh bumi ini tertutup dengan adanya air sudah dipastikan jejak geologis ini terdapat atau tertinggal di mana-mana. Sekaligus juga jika berbicara berkaitan dengan ilmu, jumlah air yang terdapat di bumi sama sekali tidak bisa untuk menciptakan banjir yang katanya memiliki tinggi mencapai 4000 meter tersebut.