Cekricek.id - Orang tua sering khawatir bahkan sampai marah bila anaknya yang masih berusia di bawah 10 tahun sudah kecanduan bermain video game. Apalagi jika mereka main game online sampai lupa waktu dan lupa makan. Orang tua khawatir tentang bahaya dari video game yang dapat merusak kesehatan mental dan masalah sosial anak.
Tapi baru-baru ini, penelitian di Amerika Serikat, bermain video game justru bagus untuk meningkatkan ketajaman otak anak.
Asisten profesor psikiatri di University of Vermont, Bader Chaarani, mengatakan kemampuan anak otak anak yang biasa bermain video game jauh lebih baik dari anak yang tidak pernah main video game.
"Kemungkinan menarik bahwa video game dapat memberikan pengalaman pelatihan kognitif dengan efek neurokognitif yang terukur pada anak," kata Chaarani, dikutip dari Science Alert, Rabu (26/10/2022).
Baru-baru ini, Bader Chaarani melakukan penelitian terhadap 2 ribu anak berusia 9-10 tahun yang dipisahkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah anak yang tidak pernah bermain video game. Kelompok kedua adalah anak-anak yang bermain selama 3 jam atau lebih dalam sehari.
Ambang ini dipilih karena melebihi pedoman waktu layar American Academy of Pediatrics dari satu atau dua jam video game untuk anak-anak yang lebih besar.
Setiap kelompok ini dinilai dari dua tugas. Tugas yang pertama memakai anak panah yang menunjuk ke kiri atau ke kanan. Dan anak-anak diminta untuk menekan ke kiri atau ke kanan secepat mungkin. Semua kelompok diberi tahu agar tidak menekan apapun bila mereka melihat sinyal berhenti. Tujuannya untuk mengukur seberapa baik mereka dapat mengendalikan impuls mereka.
Tugas kedua, mereka diperlihatkan wajah orang. Kemudian ditanya apakah gambar berikutnya cocok atau tidak. tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan memori pada otak mereka.
Hasilnya tim peneliti menemukan bahwa anak-anak yang biasa bermain video game konsisten menunjukkan penilaian yang lebih baik di dua tugas yang diberikan ini.
Saat mereka melakukan kedua tugas ini, otak anak-anak dipindai dengan alat pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI). Otak para video gamer lebih banyak aktivitas di daerah yang terkait dengan perhatian dan memori. Artinya otak anak pemain video game lebih teliti dan detail dan bekerja lebih cepat.
"Hasilnya meningkatkan kemungkinan menarik bahwa video game dapat memberikan pengalaman pelatihan kognitif dengan efek neurokognitif yang terukur,” ucap Chaarani.
Namun Chaarani tidak menyarankan supaya orang tua sengaja memberikan video game sesering mungkin untuk meningkatkan kemampuan otak anak. Karena itu akan buruk terhadap kemampuan sosial, mental dan membuat anak-anak jadi malas keluar rumah untuk berolahraga.
Baca Juga: UAS Sebut Bermain Game Online Akibatkan Otak Anak Rusak
Menurut dia, waktu bermain game harus diatur oleh orang tua supaya tidak kebablasan. Sebab di masa depan, selain kemampuan otak, setiap anak membutuhkan kemampuan sosial dan spiritual yang seimbang.