COFFEE JAM, band akustik Bali, merilis single 'Matahariku' sebagai dedikasi untuk buah hati. Dari inspirasi Norah Jones hingga John Mayer, simak perjalanan musik mereka.
Cekricek.id, Jakarta - COFFEE JAM, band dengan nuansa akustik yang berakar di Bali, pertama kali muncul di tengah pandemi lewat pertunjukan Live Streaming. Nama unik mereka, Coffee Jam, terinspirasi dari momen-momen santai bermain musik sambil menikmati secangkir kopi.
Saat ini, band ini diwakili oleh satu personil, Luh Putu Eka Septiana Sari. Meski berjalan solo, Putu, yang telah jatuh cinta pada musik sejak muda, tetap setia pada visi musik COFFEE JAM. Dengan genre Pop Akustik, band ini mendapat inspirasi dari musisi-musisi hebat seperti Norah Jones dan John Mayer.
Eka mengungkapkan, "Sebenarnya, aku sudah menulis lagu sejak lama. Namun, keberanian untuk merilis single secara independen baru muncul belakangan ini."
Single "Falling In Love" diluncurkan pada Desember 2022, menandai debut COFFEE JAM di panggung musik Indonesia. Lagu ini, yang diciptakan pada awal 2020, diperkaya dengan sentuhan Lead Guitar dari Budi DRIVE.
Eka menjelaskan, "Lagu 'Falling In Love' menggambarkan perasaan jatuh cinta, namun bukan dari pandangan pertama. Karena, jatuh cinta tak selalu datang begitu saja."
Pada pertengahan 2023, COFFEE JAM kembali dengan single terbaru, "Matahariku". Lagu ini adalah ungkapan cinta Eka untuk buah hatinya, mengisahkan tentang kedalaman rasa sayang seorang ibu kepada anaknya.
Eka berbagi cerita di balik lagu, "Lagu 'Matahariku' sebenarnya sudah ada sejak 2013. Saat itu, aku dan temanku, Roger, sedang bersantai di studio, menyanyi dan bermain gitar. Dari keisengan itu, lagu ini lahir."
Dengan musik yang ringan dan enak didengar, COFFEE JAM menyajikan harmoni gitar akustik yang mempesona dan lirik yang sederhana namun penuh makna.
Mereka berharap musik mereka dapat diterima dan memberikan kehangatan bagi banyak orang, serta berkontribusi dalam memeriahkan industri musik tanah air.