Apa Itu El Niño-Southern Oscillation (ENSO)?
El Niño-Southern Oscillation (ENSO) adalah Gejala interaksi laut-atmosfir yang terjadi karena dampak penyimpangan suhu muka laut di wilayah ekuatorial dan timur Pasifik yang diasumsikan dengan adanya nilai indeks perubahan tekanan udara antara bagian barat dan tengah Pasifik tropis.
El Niño masa awalnya digunakan untuk menggambarkan arus hangat-air yang secara berkala mengalir bersama di pantai Ekuador dan Peru, mengganggu sirkulasi lokal. Lebih-lebih sejak diidentifikasi memiliki pengaruh pemanasan seperti membentuk semacam basin di Pasifik tropis dengan Samudera timur garis batas penanggalan.
Berbagai peristiwa kelautan terkait dengan dampak fluktuasi aliran pola tekanan dari permukaan berskala global tropis dan subtropis disebut Osilasi Selatan. Hal ini ditambah lagi dengan adanya fenomena atmosfer-laut, dengan skala waktu yang sering terjadi sekitar dua hingga sekitar tujuh tahun, peristiwa tersebut secara umum dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO).
Hal ini sering diukur dengan perbedaan anomali tekanan permukaan antara Darwin dan Tahiti dan permukaan laut suhu di Pasifik tengah dan timur khatulistiwa. Selama peristiwa ENSO berlangsung, angin pasat akan melemah, mengurangi terjadinya upwelling dan akan mengubah arus laut sehingga suhu permukaan laut menjadi hangat, kondisi demikian yang melemahkan angin pasat.
Kondisi ini lebih lanjut memiliki dampak besar pada suhu, angin permukaan laut dan pola curah hujan di Pasifik tropis.
Ternyata keadan Ini memiliki efek iklim di seluruh wilayah Pasific dan berbagi wilayah lainnya di dunia, melalui penjalaran telekoneksi dunia. Fase dingin ENSO disebut La Niña.
Fase El Nino menyebabkan tertariknya uap air di wilayah Indonesia menjauh menuju wilayah Pasifik Barat sehingga wilayah Indonesia dilanda kekeringan.
Sedangkan pada fase La Nina terjadi peningkatan uap air di wilayah Indonesia. Dampak El Nino dan La Nina yang terasa di Indonesia terjadi pada musim kemarau.