Sapi di Bangladesh dinobatkan oleh Guinness World Records sebagai sapi terkecil di dunia yang memiliki ukuran setinggi 20 inci.
Cekricek.id - Seekor sapi di Bangladesh sempat mencuri perhatian publik lantaran ukurannya yang unik. Bahkan Guinness World Records telah menobatkan hewan itu sebagai sapi terkecil di dunia.
Keunikan sapi itu membuat dirinya banyak dikenali hingga menjadi selebriti di Bangladesh. Tidak sedikit warga hingga wisatawan lokal dan asing yang sengaja datang untuk berfoto dengan sapi terkecil di dunia itu.
Melansir dari Daily Star pada Kamis (30/9/2021), sapi itu diberi nama Rani. Lantaran ukurannya yang unik, hewan itu telah menjadi selebriti di Bangladesh.
Hampir setiap harinya sapi kecil itu dikerubungi oleh penggemar keliling. Bahkan Rani juga sempat viral di internet hingga menjadi daya tarik wisata kehidupan nyata .
Diketahui sapi tersebut hanya memiliki tinggi 20 inci. Lantaran ukurannya yang kecil dibanding sapi pada umumnya, Rani justru tampak seperti seekor anjing.
Sang pemilik, Kazi Mohammad Abu Sufian menyerahkan pengukuran Rani kepada Guinness World Records. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut telah dikonfirmasi bahwa Rani memiliki ukuran lebih kecil dari sapi paling mini sebelumnya.
Saking populernya Rani, bahkan Kazi sampai mempekerjakan tiga penjaga keamanan untuk melindungi sapi itu. Rani sendiri ditempatkan di peternakannya dekat Dhaka di Bangladesh.
Kazi mengatakan bahwa dirinya telah menerima email pada hari Senin lalu dari Guinness World Records. Mereka telah mengakui bahwa Rani sebagai sapi terkecil di dunia yang pernah hidup.
Pemegang rekor sebelumnya yakni sapi bernama Manikyam. Sapi di India itu memiliki ukuran 24 inci yang lebi besar dari Rani.
Namun sayang, Rani dikabarkan telah meninggal. Menurut laporan Mail Online, sapi terkecil di dunia itu meninggal diusia dua tahun pada 19 Agustus 2021 lalu karena penumpukan gas internal.
"'Kami mengirim beberapa video Rani sesuai dengan resep Guinness World Records. Kami juga telah mengirim laporan post-mortem ke otoritas Guinness untuk melihat bahwa tidak ada yang aneh dengan kematiannya,” kata Kazi kepada AFP.
"Kami memiliki perasaan campur aduk setelah Rani mendapat pengakuan. Kami senang dia mendapatkan penghargaan yang pantas. Tapi kami juga sangat sedih karena dia tidak lagi bersama kami,” tambahnya.
Kesedihan tidak hanya dirasakan Kazi, bahkan pengasuh Rani juga menangis setelah mengetahui sapi itu telah meninggal. "Pengasuhnya menangis segera setelah kami memberi tahu dia berita itu," katanya.
Selama musim panas lalu, Peternakan di Charigram yang terletak di 19 mil barat daya Dhaka dilaporkan menerima sekitar 15.000 pengunjung dalam tiga. Wisatawan yang penasaran datang untuk melihar Rani secara langsung.
Rani adalah seorang Bhutti, atau Bhutan, sapi itu menderita dwarfisme. Menurut seorang dokter hewan kondisinya seperti itu karena hasil dari 'perkawinan sedarah genetik'.
"Dia berlari secepat kelinci yang kami miliki di peternakan," kata Kazi kepada The Washington Post:
“Dia menghibur para petani dan pengunjung dengan kepribadiannya yang besar. Dia bertingkah seperti seorang ratu, dan selalu suka menjaga kebersihan," tambahnya.
Meski situasi tengah pandemi, namun Rani masih banyak dikunjungi. Setiap harinya banyak pengunjung yang sengaja datang hanya untuk melihat sapi tersebut secara langsung.
"Kami tidak mengharapkan minat yang begitu besar. Kami tidak mengira orang akan meninggalkan rumah mereka karena situasi virus yang memburuk. Tetapi mereka datang ke sini berbondong-bondong," jelas manajer pertanian, M.A. Hasan Howlader.
Baca juga: Dipercaya Tanda Kiamat, Sapi Merah Kembali Lahir di Israel Setelah 200 Tahun