Payakumbuh, Cekricek.id - Pabrik mini cokelat Chokato di Kota Payakumbuh kembali menjadi sorotan setelah menarik minat investor asal Bahrain, Mr. Fareed Bahder, yang melakukan kunjungan langsung ke fasilitas produksi pada Sabtu, 22 November 2025.
Chokato, yang berdiri sejak 2012, dikenal sebagai produsen cokelat premium dan pernah meraih Penghargaan Produk Berdaya Saing Tingkat Nasional di Prancis. Produk andalannya, terutama varian original dan dark chocolate, mendapat apresiasi tinggi karena kualitas rasa dan proses produksinya. Saat ini, Chokato memasarkan cokelat dengan harga sekitar Rp 90.000 per kilogram, dengan kapasitas produksi mencapai 200 kilogram per bulan.
Dalam kunjungannya, Mr. Fareed melakukan peninjauan langsung ke ruang produksi dan menyampaikan ketertarikan untuk berinvestasi. Ia meminta manajemen Chokato menyusun proposal investasi lengkap, meliputi kebutuhan mesin, target kapasitas produksi, serta perhitungan biaya untuk pengembangan pabrik menuju skala industri yang lebih besar.
Perwakilan Dinas Perkebunan Sumatera Barat mengungkapkan potensi kakao daerah mencapai 35.000 ton per tahun, namun sebagian besar masih diekspor dalam bentuk biji non-fermentasi. Kehadiran investor dinilai dapat menjadi momentum penting untuk memperkuat hilirisasi kakao serta mendorong pengembangan industri pengolahan berbasis daerah.
Baca Juga: Terbukti Sukses, DPMPTSP Prov Riau Kunjungi DPMPTSP Sumbar Pelajari Aplikasi Simitra
Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan DPMPTSP dan Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar, serta DPMPTSP dan Dinas Pertanian Kota Payakumbuh. (*Ag)





















