Cekricek.id - Israel kembali menggempur Jalur Gaza, sementara serangan serupa juga terjadi di Lebanon selatan pada dini hari Senin (23/10/2023). Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumpulkan para jenderalnya untuk membahas situasi yang semakin memburuk. Serangan ini terkonsentrasi di bagian tengah dan utara Gaza, menimbulkan korban jiwa dan luka-luka di kalangan warga Palestina.
Di Jalur Gaza, serangan udara Israel menargetkan pusat dan utara wilayah tersebut, dengan laporan media Palestina menyebutkan adanya serangan di dekat kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza yang menewaskan dan melukai beberapa orang.
Sementara itu, di Tepi Barat yang diduduki Israel, dua warga Palestina dilaporkan tewas di kamp pengungsi Jalazone dekat Ramallah.
Dilansir Reuters, konflik ini telah menelan ribuan korban jiwa, dengan otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 4.600 orang tewas akibat bombardir Israel selama dua minggu, sementara serangan Hamas pada awal Oktober menewaskan 1.400 orang dan menyandera 212 orang.
Pemimpin Hamas Palestina, Ismail Haniyeh, dan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, telah melakukan pembicaraan untuk mencari cara menghentikan "kejahatan brutal" Israel di Gaza.
Di sisi lain, Israel telah mengumpulkan tank dan pasukan di perbatasan Gaza, bersiap untuk invasi darat guna menghancurkan Hamas.
Ketegangan regional meningkat dengan peringatan dari Washington tentang risiko signifikan terhadap kepentingan AS di Timur Tengah, dan pengumuman penempatan pertahanan udara canggih baru.
Pentagon juga telah mengirim kekuatan angkatan laut signifikan ke Timur Tengah, termasuk dua kapal induk dan sekitar 2.000 Marinir.
Di Suriah, rudal Israel menghantam bandara internasional Damaskus dan Aleppo pada dini hari Minggu, menewaskan dua pekerja dan menghentikan operasional bandara. Di perbatasan utara Israel dengan Lebanon, kelompok Hezbollah yang didukung Iran telah bentrok dengan pasukan Israel.
Dengan meningkatnya kekerasan di perbatasan, Israel telah menambahkan 14 komunitas dekat Lebanon dan Suriah ke dalam rencana evakuasi darurat di utara negara tersebut. Sementara itu, bantuan kemanusiaan mulai berdatangan ke Gaza, meski volume bantuan yang masuk masih jauh dari cukup.
Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, menyerukan pembentukan "front bersatu" internasional untuk menghentikan serangan Israel dan memastikan bantuan yang sangat dibutuhkan dapat sampai ke Gaza.
Sebuah konvoi kedua berisi 14 truk bantuan memasuki Jalur Gaza melalui perlintasan Rafah pada Minggu malam.
Presiden AS, Joe Biden, telah meningkatkan diplomasi dengan melakukan serangkaian panggilan telepon dengan pemimpin dunia, termasuk Netanyahu dan Paus Fransiskus, untuk membahas cara mendapatkan bantuan ke Gaza dan mencegah konflik meluas.