Jenis Tanah di Indragiri Hilir: 80 Persen Tanah Gambut

Berita Inhil Hari Ini dan Berita Riau Hari Ini: Jenis Tanah di Indragiri Hilir: 80 Persen Tanah Gambut

Ilustrasi. [Foto: Canva]

Inhil, Cekricek.id - Informasi jenis tanah di Indragiri Hilir (Inhil) - Sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir (80%) memiliki struktur tanah berupa tanah organosol, yaitu tanah gambut yang banyak mengandung bahan organik. Lapisan tanah gambut di Kabupaten Indragiri Hilir mencapai ketebalan lebih dari 100 cm. Tanah ini dominan di daratan rendah di antara aliran sungai. Jenis tanah ini berasal dari akumulasi humus atas permukaan hutan yang melapuk pada permukaan tanah.

Di sepanjang aliran sungai pada umumnya terdapat formasi tanggul alam Natural River Leves yang terdiri dari tanah-tanah aluvial dan gley humus. Selain itu, juga terdapat jenis tanah podsolik merah-kuning dan bahan induk batuan endapan dengan fisiografi dataran. Jenis ini hanya terdapat di bagian barat ke arah selatan (Kecamatan Keritang).

Sebagian wilayah di Kabupaten Indragiri Hilir juga merupakan daerah muara sungai. Lapisan atas batuan permukaannya terdiri dari endapan alluvial lunak yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa oleh sungai.

Sebagian besar lapisan permukaan tanah yang dilewati oleh aliran sungai adalah deposit sabuk meander. Secara teknis lapisan permukaan alluvial lunak (lapisan sabuk meander, organik dan gambut) mempunyai sifat kompresitasnya yang tinggi, sehingga menyebabkan mudahnya penurunan lapisan tanah.

Penurunan lapisan tanah diakibatkan oleh adanya aliran air pori menuju ke butir tanah karena pembebanan struktur yang bersifat konstan baik secara vertikal maupun horisontal. Dengan demikian akan diperlukan biaya yang lebih besar terutama dari material dan teknik pembangunan untuk mendapatkan struktur bangunan yang baik di atas tanah tersebut.

Berdasarkan Peta Zonasi Kerentanan Tanah Provinsi Riau dan Kepulauan Riau yang dirilis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Zona Kerentanan yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir adalah Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah (ZKGTSR) dan Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah (ZKGTR).

  • ZKGTSR adalah daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah. Pada zona ini jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah, baik gerakan tanah lama maupun gerakan tanah baru, kecuali pada daerah tidak luas pada tebing sungai.
  • ZKGTR adalah daerah yang mempunyai tingkat kerentanan rendah untuk terkena gerakan tanah. Umumnya pada zona ini jarang terjadi gerakan tanah jika tidak mengalami gangguan pada lereng, dan jika terdapat gerakan tanah lama, lereng telah mantap kembali. Gerakan tanah berdimensi kecil mungkin dapat terjadi, terutama pada tebing lembah (alur) sungai.

Daerah Indragiri Hilir bagian Selatan di sekitar Kecamatan Keritang terdapat tanah podsolik merah kuning (ultisol). Potensi tanah organosol ditentukan oleh tebalnya lapisan gambut atau bahan organiknya.

Daerah-daerah yang mempunyai ketebalan gambut lebih dari 1 meter pada umumnya tidak sesuai untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Kesuburan tanah-tanah gleihumus dan organosol termasuk sedang sampai tinggi, sehingga tanah-tanah di daerah ini cukup baik untuk pengembangan komoditi pertanian dalam arti luas.

Nilai ekonomis tanah gambut untuk lahan pertanian ditentukan oleh tebalnya lapisan gambut. Semakin tebal lapisan gambut, maka semakin kurang baik tanah itu untuk pertanian. P

H tanah gambut sangat rendah, yaitu antara 3,5 – 6, sehingga bersifat asam. Di daerah Reteh, lapisan mineral di bawah gambut berwarna kelabu. Di tempat-tempat dengan tebal bahan organik 100 - 200 cm, pada umumnya telah ditanami dengan tanaman keras seperti kelapa, karet, kopi, buah-buahan dan tanaman-tanaman tahunan lainnya.

Tanah gambut yang tebal diidentifikasi memiliki bahan organiknya lebih dari 200 cm. Sampai dengan saat ini praktis belum terolah dan kalaupun ada masih sangat terbatas luasnya. Karena masalah yang dihadapi dari tanah gambut, maka diperlukan adanya usaha reklamasi tanah dengan pembuatan drainase.

Akan tetapi, hal ini berakibat terjadinya aksinasi yang cepat dari bahan organik. Oleh sebab itu, pembuatan parit harus memperhatikan agar pengaturan kedalaman air tanah sampai pada batas yang dikehendaki sehingga tidak mempercepat terjadinya pengerutan tanah. Sebagaimana halnya dengan gleihumus tanah organosol yang peka terhadap peristiwa penurunan atau pengerutan tanah, sehingga juga perlu usaha reklamasi.

Baca juga: Kondisi Hidrologi Indragiri Hilir: Wilayah dengan Hutan Payau yang Dialiri 5 Sungai

Itulah informasi jenis tanah di Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Informasi ini dikutip dari dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Indragiri Hilir (Inhil) Tahun 2024.

Dapatkan update Berita Inhil Hari Ini dan Berita Riau Hari Ini setiap hari dari Cekricek.id. Ikuti kami melalui Google News. Klik tautan untuk terhubung.

Baca Juga

Berita Riau Hari Ini: Pemkab Inhil Gelar Pasar Murah di 42 Titik untuk Meringankan Beban Masyarakat di Bulan Ramadan
Pemkab Inhil Gelar Pasar Murah di 42 Titik untuk Meringankan Beban Masyarakat di Bulan Ramadan
Berita Riau Hari Ini: Tradisi Pengantin Sahur, Kearifan Lokal Membangunkan Sahur di Indragiri Hilir, Riau
Tradisi Pengantin Sahur, Kearifan Lokal Membangunkan Sahur di Indragiri Hilir, Riau
Berita Riau Hari Ini: Inhil Raih Predikat Inflasi Terendah se-Indonesia
Inhil Raih Predikat Inflasi Terendah se-Indonesia
Berita Riau Hari Ini: Pusat Kuliner Kelapa Gading Tembilahan Ditutup Akibat Diduga Tempat Maksiat
Pusat Kuliner Kelapa Gading Tembilahan Ditutup Akibat Diduga Tempat Maksiat
Berita Riau Hari Ini: Ini Gambaran Umum Sumber Daya Alam Riau
Ini Gambaran Umum Sumber Daya Alam Riau
Berita Riau Hari Ini: Jembatan Tekulai di Kecamatan Tanah Merah Sudah Bisa Dilewati
Jembatan Tekulai di Kecamatan Tanah Merah Sudah Bisa Dilewati