Jumlah korban bunuh diri di Pakistan bertambah menjadi 54 orang. Pemerintah Pakistan berjanji akan memburu dalang dari peristiwa tersebut.
Cekricek.id - Pakistan terguncang oleh serangan bom bunuh diri yang mengerikan pada hari Minggu (30/7/2023), yang menewaskan 54 orang dan melukai hampir 200 lainnya. Para korban adalah peserta aksi unjuk rasa yang diselenggarakan oleh partai Jamiat Ulama Islam, dipimpin oleh ulama garis keras dan politisi Fazlur Rehman, di Bajur, distrik di provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan.
Pada hari Senin (31/7/2023), Pakistan mengadakan pemakaman bagi para korban, sementara pemerintah menyatakan tekadnya untuk memburu pelaku di balik serangan mengerikan ini. Dilansir AP, walau belum ada yang langsung mengaku bertanggung jawab, polisi menduga afiliasi regional kelompok Negara Islam mungkin terlibat.
Dalam beberapa bulan terakhir, serangan terhadap partai politik dan tempat-tempat ibadah telah meningkat, menciptakan suasana kekhawatiran menjelang pemilihan parlemen yang diharapkan pada bulan Oktober atau November. Serangan ini juga memantik reaksi internasional, termasuk kecaman dari Kedutaan AS dan Rusia di Islamabad.
Pemboman ini terjadi di tengah-tengah situasi politik yang tegang di Pakistan. Partai Rehman adalah bagian dari pemerintahan koalisi Sharif, yang berkuasa pada April 2022 dengan menggulingkan mantan Perdana Menteri Imran Khan. Shehbaz Sharif, Perdana Menteri saat ini, diperkirakan akan membubarkan parlemen pada bulan Agustus.
Kelompok Islamis seperti Al Qaeda dan Taliban Pakistan (TTP) sudah lama hadir di Bajur. Seorang analis keamanan Pakistan, Mahmood Shah, mengatakan bahwa faksi-faksi sempalan dari TTP juga mungkin berada di balik serangan itu, menimbulkan "kebingungan, ketidakstabilan, dan keresahan menjelang pemilihan."
Reaksi internasional terhadap serangan ini juga mencerminkan peran strategis Pakistan dalam politik regional. Wakil Perdana Menteri China He Lifeng akan tiba di Islamabad pada hari Senin untuk merayakan satu dekade Koridor Ekonomi China-Pakistan, di mana Beijing telah menginvestasikan miliaran dolar.
Pengeboman ini adalah salah satu dari empat serangan terburuk di barat laut Pakistan sejak 2014. Sebelumnya, serangan serupa di masjid-masjid dan tempat lainnya telah mengakibatkan korban yang besar.
Dalam pidato yang emosional, Feroz Jamal, menteri penerangan provinsi, menyatakan bahwa polisi sedang "menyelidiki serangan ini dalam semua aspek." Penyelidikan ini mungkin akan memainkan peran kunci dalam menentukan masa depan keamanan dan stabilitas politik di negara ini.
Dalam suasana yang sarat dengan kepedihan dan kemarahan, Pakistan bertekad untuk menghadapi terorisme. Abdul Rasheed, pemimpin senior di partai Rehman, menyatakan bahwa serangan seperti itu tidak akan dapat menghalangi tekad partainya.
Serangan tragis ini menegaskan lagi bahwa perjuangan melawan terorisme di Pakistan masih jauh dari selesai. Seiring dengan persiapan pemilihan yang penting, negara ini dihadapkan pada tantangan untuk memastikan keamanan dan stabilitas, sambil menghormati korban dari serangan-serangan yang terus terjadi.
