Warga Vladivostok, pelabuhan Pasifik Rusia, menantikan kedatangan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Apa dampak potensial kunjungan ini bagi hubungan internasional dan dinamika regional?"
Cekricek.id - Di tengah-tengah gemerlap kota Vladivostok, pelabuhan Pasifik Rusia, berhembus kabar tentang kunjungan yang dinantikan oleh banyak pihak: kedatangan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Spekulasi ini bukan tanpa alasan, mengingat Amerika Serikat khawatir kunjungan ini dapat memperkuat persenjataan militer Rusia di Ukraina.
Meski kabar kunjungan Kim belum dikonfirmasi, sumber dari New York Times dan badan intelijen Korea Selatan menyebut kemungkinan tersebut cukup besar. Namun, media pemerintah Korea Utara dan Rusia masih bungkam.
Kremlin, pusat pemerintahan Rusia, enggan berkomentar. Namun, Presiden Vladimir Putin dijadwalkan berbicara dalam forum ekonomi di Vladivostok, yang berjarak sekitar 6.500 km dari Moskow.
Dilansir Reuters, seorang narasumber yang memilih anonim mengungkapkan kepada Reuters bahwa kunjungan Kim kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu dekat. Laporan lain menyebut Kim mungkin telah berangkat menuju Rusia dengan kereta api, menandai kunjungan luar negerinya yang pertama dalam empat tahun terakhir.
Vladivostok, yang hanya berjarak 130 km dari perbatasan Korea Utara, mungkin akan menjadi tuan rumah kunjungan Kim untuk kedua kalinya. Warga setempat menyatakan antisipasi mereka, meski belum ada tanda-tanda khusus seperti pengibaran bendera Korea Utara.
Seorang warga Vladivostok, Fyodor, mengatakan, "Kedua negara ini menunjukkan kekuatannya kepada dunia. Ada kesamaan di antara mereka." Sementara itu, Nikolai, warga lainnya, menyoroti forum ekonomi yang dihadiri Putin, menilai kunjungan Kim sangat mungkin terjadi.
Sejarah mencatat, selama Perang Dingin, Moskow mendukung Korea Utara. Namun, hubungan tersebut mengalami pasang surut, terutama setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Saat ini, China dianggap memiliki pengaruh terbesar terhadap Pyongyang.
Amerika Serikat telah menyuarakan kekhawatirannya terkait negosiasi persenjataan antara Rusia dan Korea Utara. Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional AS, bahkan meminta Kim untuk tidak menyuplai senjata kepada Rusia yang dapat digunakan untuk menyerang Ukraina.
Analisis menunjukkan bahwa Korea Utara memiliki persediaan senjata yang dapat membantu Rusia. Sebagai balasannya, Rusia mungkin menawarkan bantuan pangan, minyak, dan teknologi militer kepada Korea Utara.
Yelena, seorang turis dari Khabarovsk, menyatakan, "Mungkin mereka akan bersahabat dengan kita, tetapi tidak dengan AS." Meski AS menuduh Korea Utara telah menyediakan senjata untuk Rusia, kedua negara membantah tuduhan tersebut.
Tanda-tanda kerjasama pertahanan antara Rusia dan Korea Utara semakin kuat, terutama setelah kunjungan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, ke Pyongyang. Ia bahkan menghadiri parade militer yang menampilkan rudal balistik Korea Utara.
Seorang warga Vladivostok, Svetlana, menggambarkan Kim sebagai sosok yang misterius. "Tapi saya rasa dia harus datang. Ada perubahan yang terjadi, jadi pasti menarik baginya untuk melihat apa yang terjadi di Rusia," pungkasnya.