Cekricek.id, Padang - Musim kemarau berkepanjangan yang berlangsung lebih dari sebulan mulai mengancam stabilitas pasokan air bersih di Kota Padang. Kondisi ini memaksa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Padang menerapkan kebijakan distribusi bergilir untuk memastikan kebutuhan air masyarakat tetap terpenuhi.
Direktur Teknik PDAM Padang, Andri Satria, menyatakan bahwa kemarau yang dimulai sejak akhir April telah menyebabkan penurunan drastis debit air di beberapa sungai utama sumber air baku. Sungai Pegambiran, Paluki, Sikayan, dan Paraku mengalami penurunan volume air yang signifikan.
"Kondisi debit air di sungai-sungai tersebut mengalami penurunan yang sangat drastis. Situasi ini berdampak langsung terhadap volume air yang dapat kami proses dan salurkan kepada seluruh pelanggan," terang Andri kepada wartawan, Selasa (03/06/2025).
Dampak langsung dari menurunnya debit sungai adalah penerapan sistem penggiliran dalam mendistribusikan pasokan air bersih di Kota Padang. Wilayah Pegambiran menjadi area pertama yang menerapkan sistem rotasi ini. Sebagian warga hanya memperoleh aliran air pada siang hari, sementara kelompok lainnya baru mendapatkan pasokan pada malam hari.
Untuk mengatasi krisis air di kawasan yang lebih terdampak, PDAM Padang telah mengoperasikan mobil tangki sebagai solusi darurat. "Khususnya di kawasan Jondul bagian atas, kami sudah mulai mendistribusikan air melalui armada mobil tangki," ungkap Andri.
PDAM Padang telah menyiapkan enam unit mobil tangki untuk melayani masyarakat yang mengalami gangguan pasokan air bersih di Kota Padang. Masyarakat yang membutuhkan layanan air tangki diminta melaporkan kebutuhan mereka lebih awal kepada pihak PDAM sebelum persediaan air benar-benar habis.
"Kami mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika memerlukan layanan air tangki. Namun, mohon informasi disampaikan lebih dini sebelum kondisi benar-benar kritis, mengingat proses pendistribusian harus dilakukan secara bergiliran," jelas Andri.
Wilayah yang paling terdampak dari krisis pasokan air bersih di Kota Padang adalah Kecamatan Lubuk Begalung, terutama kawasan Pegambiran dan Jondul. Kedua area tersebut mengalami gangguan distribusi air yang paling signifikan akibat penurunan debit sumber air baku.
Sebelumnya, kondisi cuaca panas ekstrem juga telah memicu serangkaian kejadian kebakaran di berbagai titik Kota Padang. Pada Jumat (30/05/2025), empat lokasi kebakaran dilaporkan terjadi dalam satu hari, termasuk di kawasan Belakang Tangsi dan Parupuk Tabing.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan suhu udara maksimum masih dapat mencapai 33 derajat Celsius hingga pekan pertama Juni. Kondisi atmosfer yang didominasi pengaruh Monsun Australia menyebabkan rendahnya pertumbuhan awan hujan, sehingga memperpanjang durasi kemarau dan menekan ketersediaan air permukaan.
BMKG dan PDAM Padang bersama-sama mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak kekeringan serta menggunakan air secara bijak selama musim kemarau. Periode kemarau diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus atau September mendatang.