Cekricek.id - Perwakilan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meminta Tehran segera melancarkan serangan balasan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat. Hossein Shariatmadari mengeluarkan seruan keras ini sebagai respons atas serangan Amerika Serikat yang menghantam tiga lokasi fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025).
Shariatmadari menuntut Iran menutup akses Selat Hormuz tanpa penundaan. "Kini saatnya kita bertindak secara tegas tanpa menunggu lebih lama. Langkah awal yang harus dilakukan adalah meluncurkan serangan rudal kepada armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Bahrain sambil bersamaan memblokir Selat Hormuz bagi kapal-kapal dari Amerika, Inggris, Jerman, dan Prancis," tegas Shariatmadari seperti dikutip Kayhan.
Serangan militer Amerika Serikat tersebut menandai keterlibatan langsung Washington dalam konflik yang sebelumnya didominasi oleh Israel dan Iran. Operasi ini bertujuan melumpuhkan program nuklir Iran dalam upaya melemahkan kekuatan regional Tehran yang dapat memicu eskalasi konflik lebih besar di Timur Tengah.
Presiden Donald Trump mengonfirmasi keberhasilan operasi militer tersebut dari Gedung Putih beberapa jam setelah serangan berlangsung. Trump menyatakan bahwa fasilitas nuklir utama Iran telah "dihancurkan secara menyeluruh" oleh serangan Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat itu juga mengancam akan melakukan serangan tambahan dan menyebutkan Iran menghadapi pilihan antara "perdamaian atau bencana."
Pemerintah Iran langsung mengeluarkan peringatan keras melalui Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi. Diplomat senior Iran itu memperingatkan bahwa serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir negaranya "akan menimbulkan dampak permanen" dan Tehran "mempertahankan seluruh pilihan" untuk melancarkan pembalasan. Pernyataan Araghchi di platform X menjadi tanggapan resmi pertama dari pejabat tinggi Iran mengenai serangan terhadap fasilitas di Isfahan, Fordo, dan Natanz.
Konflik Iran Amerika Serikat ini berawal dari serangkaian serangan mendadak Israel terhadap beberapa lokasi di Iran pada 13 Juni lalu. Pejabat Israel menyatakan operasi tersebut diperlukan untuk mencegah ancaman langsung Iran dalam pengembangan senjata nuklir. Iran kemudian membalas dengan serangkaian serangan rudal dan pesawat tanpa awak terhadap Israel, sementara Israel terus melancarkan serangan balasan ke berbagai lokasi di Iran.
Baca juga: Demokrat Tuntut Pemakzulan Trump Usai Serangan Militer AS ke Fasilitas Nuklir Iran
Ketegangan di kawasan Selat Hormuz menjadi perhatian dunia mengingat jalur perairan strategis ini dilalui sekitar 20 persen pasokan minyak global. Penutupan selat ini akan berdampak signifikan terhadap stabilitas harga energi dunia dan rantai pasokan internasional.