Cekricek.id - Narasi sugar daddy belakangan makin melekat erat pada pria kaya dewasa penyokong keuangan kekasihnya. Namun, kisah hidup penuh romansa demi buah hati ramai itu ternyata sudah ada sejak zaman Hindia Belanda dulu.
Salah satu contohnya adalah kisah Oei Tiong Ham. Ia adalah pengusaha sukses pada masa kolonial Belanda yang punya kekayaan fantastis dan banyak pasangan. Berkat kekayaannya, Oei punya 8 istri dan setidaknya 26 anak.
Melansir Yoshihara Kunio dalam Konglomerat Oei Tiong Ham (1992), kekayaan Oei diperkirakan mencapai 200 juta gulden atau setara Rp 40-100 triliun di masa sekarang. Sebagian besar kekayaannya berasal dari Konglomerat Oei Tiong Ham Concern (OTHC) miliknya yang berjaya di bisnis gula.
Dalam tempo dua tahun, 1910-1912, OTHC mampu mengekspor gula hingga 200 ribu ton dan menguasai 60% pangsa pasarnya di Hindia Belanda. Berkat bisnis gula yang begitu menggiurkan, Oei pun dijuluki sebagai Raja Gula.
Selain mengelola bisnis gula yang begitu mapan, mendiang Oei juga terkenal dengan gaya hidup mewah dan kehidupan asmara yang begitu warna-warni. Di usia 18 tahun, ia menikah dengan Goei Bing Nio dan dikarunia dua putri.
Namun dalam memoarnya, Oei Hui Lan yang merupakan putri Oei dari istri pertamanya itu mengungkap bahwa sang ayah ingin punya banyak momongan lantaran yakin banyak anak banyak rezeki. Selain itu, Oei juga dianggap bosan dan anggap istrinya yang pertama terlalu keras kepala.
Karena itu, melansir Benny G. Setiono dalam Tionghoa Dalam Pusaran Politik (2008), Oei akhirnya memutuskan punya banyak gundik tanpa menceraikan istrinya yang pertama. Bahkan, ada tujuh gundik yang kemudian naik status menjadi istri sah tanpa bercerai dari istri-istri sebelumnya.
Total, Oei memiliki 8 orang istri dengan setidaknya 26 orang anak. Sang putri Oei Hui Lan bahkan memperkirakan memiliki 42 saudara tiri dari hubungan sang ayah dengan banyak perempuan.
Meski begitu polygamous, mendiang Oei sangat adil dan bertanggung jawab pada seluruh anak dan mantan istrinya. Ia bahkan rela mengeluarkan biaya besar demi kehidupan dan pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang tertinggi.
Bahkan menurut Benny G. Setiono, walaupun tak lagi tinggal serumah, Oei tetap rutin mengirimkan biaya hidup pada mantan-mantan istrinya tersebut. Keadilannya terhadap seluruh momongan dan bekas pasangannya itulah yang menjadikan Oei layak disebut sugar daddy sejati kala itu.
Baca juga: Kisah Sugar Baby di Singapura, Dapatkan Uang Jutaan dalam Semalam
Itulah kisah sugar daddy kondang di masa kolonial Belanda yang telah meninggal pada 6 Juli 1924 dalam usia 65 tahun. Kepergiannya meninggalkan warisan senilai 400 ribu gulden atau puluhan miliar rupiah untuk 26 anak-anaknya. (OL-12)
Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Channel Cekricek.id.