Cekricek.id - Pada awal abad ke-20, Kerajaan Riau-Lingga mengalami masa-masa kelam yang berujung pada kehancuran. Sultan Abdoel Rachman Muazzam Sjah II, penguasa terakhir kerajaan, terpaksa diturunkan dari tahta secara paksa oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1911. Peristiwa ini menandai berakhirnya eksistensi Kerajaan Riau-Lingga yang telah berdiri selama ratusan tahun.
Menurut laporan resmi Belanda, Bandera Wolanda No. 76 tahun 1911, Sultan Abdoel Rachman Muazzam Sjah II diturunkan dari tahta karena dianggap tidak mematuhi perjanjian dengan Pemerintah Hindia Belanda dan tidak memperhatikan kepentingan rakyat.
Menurut Filolog Surya Suryadi dalam halaman pribadinya, perjanjian yang dimaksud kemungkinan besar adalah Kontrak Politik 1905 yang mengharuskan Kerajaan Riau-Lingga untuk mengibarkan bendera Belanda sebagai simbol kekuasaan Belanda dan melarang kerajaan menjalin kerja sama dengan bangsa atau negara lain selain Belanda.
Dalam laporan tersebut, disebutkan pula bahwa Sultan Abdoel Rachman Muazzam Sjah II bukan berasal dari suku Melayu, melainkan keturunan raja-raja dari Rouw (Pulau Riau) yang berasal dari suku Bugis.
Hal ini menunjukkan adanya upaya Belanda untuk mendelegitimasi kekuasaan sultan dengan menyebutkan asal-usulnya yang bukan Melayu.
Setelah diturunkan dari tahta, Sultan Abdoel Rachman Muazzam Sjah II kemudian memutuskan untuk mengasingkan diri ke Singapura.
Putra sulungnya, Mahmud, juga tidak diizinkan untuk menggantikan ayahnya sebagai sultan. Dengan demikian, tahta Kerajaan Riau-Lingga menjadi kosong, menandai berakhirnya eksistensi kerajaan tersebut.
Meskipun upaya-upaya politik dan diplomatik dilakukan oleh kaum bangsawan Riau-Lingga untuk mempertahankan kerajaan mereka, namun semuanya tidak berhasil menghadapi kekuatan penjajah Belanda.
Peristiwa ini mencerminkan kekuatan kolonial Belanda dalam menghancurkan kekuasaan lokal di Nusantara pada masa itu.
Baca juga: Kopiah Beludru, Kontribusi Historis Identitas Melayu bagi Indonesia
Pemakzulan Sultan Abdoel Rachman Muazzam Sjah II oleh Pemerintah Hindia Belanda merupakan peristiwa tragis yang menandai berakhirnya Kerajaan Riau-Lingga, salah satu kerajaan Melayu terkemuka di kawasan Selat Malaka. Peristiwa ini juga mencerminkan kekuatan kolonial Belanda dalam menundukkan kekuasaan lokal di Nusantara pada masa penjajahan.