Dive dalam kisah Surontiko Samin, pemimpin Saminisme dari Blora, yang menentang kebijakan pajak dan pendidikan pemerintah Hindia Belanda. Temukan bagaimana keyakinannya menginspirasi perlawanan.
Siapa Surontiko Samin?
Surontiko Samin, tokoh sentral dari ajaran Saminisme yang berasal dari Blora, dikenal dengan keyakinannya yang unik, Ngelmu Nabi Adam. Ajarannya tidak hanya fokus pada pertanian, tetapi juga menekankan pentingnya kesetaraan dan penolakan terhadap sistem ekonomi berbasis uang.
Namun, apa yang membuat Surontiko Samin begitu dikenal adalah ketika ia dan pengikutnya menolak kebijakan pemerintah Hindia Belanda, seperti pembayaran pajak, kerja paksa, dan penggunaan fasilitas pendidikan yang disediakan oleh pemerintah.
Ketidaksetujuan ini bukan tanpa alasan. Surontiko Samin dan masyarakat yang ia pimpin melihat kebijakan-kebijakan tersebut sebagai bentuk penindasan.
Hal ini membuat pemerintah Hindia Belanda mulai waspada, khawatir bahwa ketidaksetujuan ini akan berujung pada bentrokan fisik. Sebagai respons, pada tahun 1907, Surontiko Samin ditangkap dan diasingkan ke Palembang.
Namun, penangkapan ini justru memantik semangat perlawanan masyarakat Samin. Puncak perlawanan terjadi pada 1914, ketika pemerintah menaikkan besaran pajak. Meskipun pemimpin mereka diasingkan, semangat kaum Samin untuk melawan tidak pernah pudar.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.