Kondisi Geologi Indragiri Hilir: Anugerah Kawasan Gambut dan Pesisir

Berita Inhil Hari Ini dan Berita Riau Hari Ini: Kondisi Geologi Indragiri Hilir: Anugerah Kawasan Gambut dan Pesisir

Ilustrasi. [Foto: Canva]

Inhil, Cekricek.id - Kondisi geologi Indragiri Hilir (Inhil) - Kabupaten Indragiri Hilir terletak di pesisir timur Pulau Sumatra. Wilayahnya sebagian besar berupa dataran rendah, yaitu daerah endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut (peat), dan daerah hutan payau (mangrove).

Secara geologi, wilayah Inhil merupakan bagian dari dataran alluvium Sumatera Timur yang sangat luas. Dataran alluvium ini terbentuk akibat adanya peningkatan kegiatan tektonik bumi yang menyebar luas. Morfologi pendataran ini biasanya memiliki bentuk sungai berbelok-belok dan membawa pasokan material sedimen dari hulu ke hilir. Sedimen-sedimen tersebut akhirnya terperangkap bersama media air pada cekungan-cekungan.

Tanah pada cekungan tersebut ditumbuhi oleh mangrove (hutan bakau) sebagai sumber daya hayati pada ekosistem rawa dan hutan dataran rendah. Dalam jangka waktu skala geologi, cekungan-cekungan dan sumber daya hayati diatasnya mengalami penurunan untuk mencari keseimbangan akibat adanya gaya-gaya tektonik dan pembenanan. Cekungan-cekungan ini tertutup kembali oleh sedimen yang terus memasoknya dimana kejadian ini berulang terus hingga sekarang.

Sumber daya hayati yang terperangkap dan tertutup sedimen pada masa muda akhirnya membentuk suatu endapan rawa pada tanah gambut. Sementara proses-proses ini terus berlangsung, endapan gambut yang sudah berumur lebih dewasa dapat disebut sebagai batu bara muda.

Jadi gambut dapat dianggap sebagai tahapan awal pembentukan batubara. Endapan batubara yang mengalami pembebanan hingga jangka waktu skala geologi sampai suatu saat berubah menjadi lempung hitam dapat dianggap sebagai sumber minyak bumi yang mengalami pencucian atau leaching. Hasil pencucian ini akhirnya terjebak dalam suatu batuan perangkap minyak bumi.

Proses Pembentukan Gambut

Proses pembentukan gambut diawali dengan adanya kenaikan muka air laut pada zaman es. Perubahan ini menyebabkan terbentuknya rawa-rawa di wilayah Inhil. Rawa-rawa tersebut ditumbuhi oleh mangrove dan tumbuhan rawa lainnya.

Ketika zaman es berakhir, air laut kembali surut. Namun, proses pembentukan gambut dan akumulasi sedimen di daerah rawa dan sepanjang pantai wilayah Inhil tetap berlangsung terus. Hal ini disebabkan oleh adanya sedimentasi dari sungai-sungai yang bermuara di wilayah Inhil.

Proses pembentukan gambut dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

  • Tahap pertama, yaitu tahap pengendapan. Pada tahap ini, material organik dari tumbuhan rawa terendapkan di dasar rawa.
  • Tahap kedua, yaitu tahap pembusukan. Pada tahap ini, material organik yang terendapkan mengalami pembusukan oleh bakteri dan jamur.
  • Tahap ketiga, yaitu tahap pemampatan. Pada tahap ini, material organik yang telah membusuk mengalami pemampatan akibat beban sedimen yang terus menumpuk.

Karakteristik Tanah dan Batuan di Inhil

Tanah dan batuan di kawasan dataran pantai Inhil merupakan alluvium dan endapan pantai (Qac) yang disusun oleh pasir, lanau, lempung, lumpur, kerikil dan kerakal, sisa tumbuhan setempat dan lapisan gambut dengan tebal mencapai 5 meter. Tanah di dataran pantai terdiri dari lumpur berwarna abu-abu (terdapat dalam keadaan cair, sangat lunak, sangat plastik, memiliki rekah kerut tinggi, kadang-kadang mengandung bahan organik kurang dari 10% dan nilai unconfined strength kurang dari 0.5 kg/cm²).

Dalam keadaan kering sifat lumpur sulit dibedakan dengan lempung. Lumpur abu-abu memiliki sifat keteknikan buruk, kurang teguh dan stabil. Batuan dasar, diperkirakan terdapat pada kedalaman lebih dari 60 meter.

Tanah dan batuan di dataran limbah banjir dan rawa tepian sungai Inhil merupakan endapan rawa (Qs) yang disusun oleh lempung, lanau, pasir dan gambut. Tanah di kawasan ini terutama terdiri dari lempung abu-abu atau abu - abu dengan bercak kuning. Di beberapa lokasi kadang-kadang di atas lempung ditemukan gambut dengan ketebalan beragam, berkisar antara 50-300 cm.

  • Lempung abu-abu, terdapat dalam keadaan liat, bersifat plastis, mengotori tangan/sticky, dan kadang - kadang mengandung bahan organik kurang dari 10%, rekah kerutnya tinggi, mudah mencair dan memiliki nilai unconfined strength kurang dari 2 kg/cm². Selain itu, dalam keadaan kering dapat mencapai 4 kg/cm² dan menjadi bersifat rapuh/brittle.
  • Pasir, terdapat sebagai sisipan tipis pada lempung dan lumpur. Komposisi utamanya berupa kuarsa yang belum terikat kuat dan masih bersifat lepas.
  • Batuan dasar, diperkirakan terdapat pada kedalaman lebih dari 40 meter.
  • Gambut, bersifat sangat higroskopis, mampu menghisap dan melepas air dengan cepat, butirannya tidak terlalu kuat karena hanya terikat oleh tegangan pori dari air yang mengisi rongga antar butiran. Dalam keadaan kering akan kehilangan tegangan pori hingga mudah lepas, tetapi dalam kondisi kelewat jenuh air, gambut bersifat cair dan daya dukungnya bertambah lemah, sehingga gambut memiliki sifat keteknikan yang buruk. Sebagian besar wilayah Kabupaten Indragiri Hilir (90%) merupakan lahan dengan karakteristik tanah gambut ini.

Permasalahan Pesisir Kabupaten Indragiri Hilir

Kabupaten Indragiri Hilir memiliki 20 kecamatan, di mana delapan di antaranya merupakan wilayah pesisir. Wilayah pesisir ini meliputi 50 desa. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kateman, Pulau Burung, Mandah, Gaung Anak Serka, Kuala Indragiri, Tanah Merah, Sungai Batang, dan Reteh.

Pembangunan wilayah pesisir di Kabupaten Indragiri Hilir terhambat oleh beberapa permasalahan, yaitu:

  • Keterbatasan infrastruktur dasar, seperti jalan, jembatan, dermaga, air bersih, listrik, dan telekomunikasi.
  • Perambahan/penebangan hutan mangrove.
  • Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, seperti penangkapan ikan secara ilegal.
  • Minimnya sarana prasarana penangkapan dan pengolahan hasil perikanan.

Keterbatasan infrastruktur dasar

Keterbatasan infrastruktur dasar, seperti jalan, jembatan, dermaga, air bersih, listrik, dan telekomunikasi, menjadi salah satu kendala utama pembangunan wilayah pesisir di Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis wilayah yang sebagian besar terdiri dari rawa dan sungai.

Keterbatasan infrastruktur dasar ini menyebabkan masyarakat di wilayah pesisir sulit untuk mengakses berbagai fasilitas umum, seperti pendidikan, kesehatan, dan perekonomian.

Perambahan/penebangan hutan mangrove

Perambahan/penebangan hutan mangrove juga menjadi permasalahan yang serius di wilayah pesisir Kabupaten Indragiri Hilir. Hutan mangrove memiliki peran penting dalam melindungi pesisir dari abrasi dan banjir rob. Namun, hutan mangrove di wilayah ini semakin berkurang akibat perambahan dan penebangan untuk berbagai keperluan, seperti perkebunan kelapa sawit dan permukiman.

Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan

Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, seperti penangkapan ikan secara ilegal, juga menjadi permasalahan di wilayah pesisir Kabupaten Indragiri Hilir. Penangkapan ikan secara ilegal menyebabkan stok ikan semakin berkurang.

Minimnya sarana prasarana penangkapan dan pengolahan hasil perikanan

Minimnya sarana prasarana penangkapan dan pengolahan hasil perikanan juga menjadi permasalahan di wilayah pesisir Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini menyebabkan masyarakat di wilayah ini sulit untuk meningkatkan produktivitas perikanan.

Baca juga: Potret Topografi Inhil: Wilayah dengan 25 Pulau

Itulah data kondisi geologi Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Informasi ini dikutip dari dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Indragiri Hilir (Inhil) Tahun 2024.

Dapatkan update Berita Inhil Hari Ini dan Berita Riau Hari Ini setiap hari dari Cekricek.id. Ikuti kami melalui Google News. Klik tautan untuk terhubung.

Baca Juga

Berita Riau Hari Ini: Pemkab Inhil Gelar Pasar Murah di 42 Titik untuk Meringankan Beban Masyarakat di Bulan Ramadan
Pemkab Inhil Gelar Pasar Murah di 42 Titik untuk Meringankan Beban Masyarakat di Bulan Ramadan
Berita Riau Hari Ini: Tradisi Pengantin Sahur, Kearifan Lokal Membangunkan Sahur di Indragiri Hilir, Riau
Tradisi Pengantin Sahur, Kearifan Lokal Membangunkan Sahur di Indragiri Hilir, Riau
Berita Riau Hari Ini: Inhil Raih Predikat Inflasi Terendah se-Indonesia
Inhil Raih Predikat Inflasi Terendah se-Indonesia
Berita Riau Hari Ini: Pusat Kuliner Kelapa Gading Tembilahan Ditutup Akibat Diduga Tempat Maksiat
Pusat Kuliner Kelapa Gading Tembilahan Ditutup Akibat Diduga Tempat Maksiat
Berita Riau Hari Ini: Ini Gambaran Umum Sumber Daya Alam Riau
Ini Gambaran Umum Sumber Daya Alam Riau
Berita Riau Hari Ini: Jembatan Tekulai di Kecamatan Tanah Merah Sudah Bisa Dilewati
Jembatan Tekulai di Kecamatan Tanah Merah Sudah Bisa Dilewati