Militer Israel menembak mati tiga warga Palestina di Nablus, Tepi Barat, memicu lonjakan kekerasan di wilayah tersebut. Serangan ini menambah daftar panjang konflik antara Israel dan Palestina."
Cekricek.id - Kekerasan memuncak di Tepi Barat yang diduduki utara, di mana tiga warga Palestina ditembak mati oleh pasukan militer Israel. Peristiwa ini merupakan episode terbaru dari serangkaian insiden yang telah memicu gelombang kekerasan sejak awal tahun lalu.
Insiden berdarah ini terjadi di Nablus, kota yang menjadi pusat komersial dan sering menjadi sasaran utama serangan militer Israel. "Tiga warga Palestina menjadi korban tembakan militer Israel," ungkap Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Selasa (25/7/2023) seperti dilansir Al Jazeera. Identitas ketiga korban tersebut masih dalam proses investigasi.
Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut tiga korban sebagai "teroris bersenjata." Menurut laporan mereka, ketiga individu ini menyerang pasukan Israel dari sebuah kendaraan di Nablus, memaksa pasukan untuk membalas tembakan "untuk menetralisir" mereka. Militer Israel kemudian menyita tiga senapan M16 dan beberapa peralatan lain dari kendaraan mereka.
Media Palestina menggambarkan peristiwa tersebut sebagai penyergapan yang dilakukan setelah dugaan serangan warga Palestina terhadap pasukan Israel dekat pemukiman Yahudi yang menghadap ke Nablus. Rekaman yang ditayangkan TV Palestina menunjukkan kendaraan militer yang memblokir akses ke lokasi insiden, termasuk ambulans, sementara pasukan tampak sedang melakukan pemeriksaan.
Tepi Barat kini menghadapi periode kekerasan yang meningkat, dengan serangan Israel berulang kali yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Pada awal bulan ini, Israel melancarkan serangan besar-besaran di kamp pengungsi Jenin dengan drone dan rudal, sementara ratusan tentara mengepung wilayah tersebut. Serangan ini menewaskan dua belas warga Palestina, termasuk tiga anak-anak, dan satu tentara Israel.
Jumlah korban tewas dari pihak Palestina tahun ini di wilayah yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur dan Gaza, telah mencapai lebih dari 200 orang. Sebagian besar kematian ini tercatat di Tepi Barat yang diduduki.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang didominasi oleh koalisi ultranasionalis sayap kanan, telah menolak untuk berunding dengan kepemimpinan Palestina. Mereka telah berupaya untuk memperluas permukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat dan mengadopsi pendekatan yang lebih agresif terhadap serangan-serangan Palestina. Keadaan ini semakin mematikan di bawah pemerintahan sayap kanan.
Pada hari Jumat, dua remaja laki-laki Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki. Salah satunya adalah Fawzi Hani Makhalfeh, yang sedang berkendara bersama temannya, Mohammed Mukheimar, ketika pasukan Israel menembaki mobil mereka.
Bulan lalu, aksi balas dendam oleh beberapa lusin pemukim ilegal berujung pada kerusuhan di desa Tepi Barat yang diduduki. Mereka membakar kendaraan dan rumah dalam beberapa hari serangan main hakim sendiri, menyusul penembakan mematikan terhadap empat pemukim Israel di sebuah pompa bensin antara kota Palestina Ramallah dan Nablus.
Keadaan ini menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Palestina semakin memburuk, dan solusi damai tampaknya semakin sulit dicapai.
Temukan berita Internasional terbaru hari ini dan terkini seputar peristiwa, politik, hukum, kriminal, budaya, sejarah, hiburan, dan gaya hidup hanya di Cekricek.id.