Dari kehidupan mewah di penjara pribadi hingga transformasi menjadi pusat keagamaan, jelajahi kisah La Catedral, penjara pribadi Pablo Escobar.
Cekricek.id - Pada tahun 1991, Pablo Escobar, yang dikenal sebagai "raja kokain", menghadapi tantangan berat. Dari pencuri mobil menjadi penguasa narkoba, ia telah menarik perhatian banyak musuh. Konflik dengan Kartel Cali mengakibatkan kematian lebih dari 300 rekan dan keluarganya.
Selain itu, tokoh kartel lain seperti Carlos Lehder diekstradisi ke AS, Ochoa bersaudara menyerahkan diri, dan Gonzalo Rodriguez Gacha serta putranya tewas dalam pertempuran dengan polisi.
Kejadian tragis yang menimpa putrinya, Manuela, menjadi titik balik bagi Escobar untuk menyerah.
Namun, ketakutan terbesarnya adalah diekstradisi ke Amerika Serikat. Ia sering mengatakan, “Better a grave in Colombia than a cell in the U.S.” Setelah perundingan rahasia selama enam bulan dengan pemerintah Kolombia, Escobar setuju untuk dipenjara dengan syarat khusus.
Penjara tersebut, yang dikenal sebagai "La Catedral", dibangun sesuai spesifikasinya di atas bukit yang menghadap kota Medellín. Penjara ini dilengkapi dengan rumah untuk sipir, tujuh menara penjaga, dan bangunan besar di lereng bukit untuk tahanan.
La Catedral bukanlah penjara biasa. Dengan fasilitas mewah seperti lapangan sepak bola, jacuzzi, diskotik, dan bahkan rumah boneka untuk putrinya, Escobar hidup dalam kemewahan.
Meskipun berada di balik jeruji, ia tetap menjalankan bisnis narkobanya yang menghasilkan $60 juta per hari dengan bantuan telepon seluler, pemancar radio, dan mesin faks.
Selama masa tahanannya, banyak tamu mengunjungi Escobar, mulai dari politisi, atlet sepak bola, hingga ratu kecantikan. Ia bahkan mengundang tim nasional sepak bola Kolombia untuk bermain di La Catedral.
Namun, ketika ia memerintahkan pembunuhan empat bawahannya di La Catedral, pemerintah memutuskan untuk memindahkannya ke penjara yang sebenarnya.
Pada 22 Juli 1992, dalam upaya pemindahan tersebut, Escobar berhasil melarikan diri setelah konfrontasi dengan wakil menteri keadilan, Eduardo Mendoza.
Meski berhasil kabur, kebebasan Escobar tidak berlangsung lama. Pada 2 Desember 1993, setelah 17 bulan buron, ia ditemukan dan tewas dalam baku tembak dengan aparat.
La Catedral, yang pernah menjadi simbol kekuasaan Escobar, kini telah berubah. Pada 2007, pemerintah Kolombia meminjamkan properti tersebut kepada para biarawan Benediktin yang mengubahnya menjadi pusat keagamaan dan budaya.
Di tempat yang sama, kini berdiri kapel, perpustakaan, dan bahkan tempat perlindungan bagi lansia. Sebuah mural besar dengan wajah Escobar terpampang di salah satu dinding, dengan pesan: "Orang yang tidak mengetahui sejarahnya, ditakdirkan untuk mengulanginya."