Cekricek.id, Objek Wisata - Aksi mencuri istri orang lain yang dilakukan oleh pria Suku Wodaabe seolah menjadi peristiwa yang unik. Apalagi hal tersebut dilakukan hanya dengan melakukan tarian serta sejumlahnya nyanyian. Sebagaimana mengutip dalam unggahan di akun YouTube Kabar Pedia pada Sabtu (27/5/2023).
Suku Wodaabe merupakan salah satu kelompok etnis dengan ukuran minoritas alias kecil yang bermukim di kawasan Sahara di Afrika. suku tersebut dikenal karena memiliki banyak tradisi yang begitu unik dari segi festival hingga budaya yang tergolong langka.
Misalnya saja salah satu tradisi yang begitu dikenal dari suku tersebut bernama Gerewol. Ini merupakan sebuah festival yang selalu diadakan setiap tahunnya.
Tradisi tersebut ternyata tidak hanya diikuti oleh para pria lajang alias yang masih jomblo. Tetapi juga diikuti oleh sejumlah laki-laki yang telah memiliki pasangan. Sebenarnya tujuan dari diadakannya festival tersebut adalah untuk memperlihatkan seberapa tingkat ketampanan dan daya tarik laki-laki dari Suku Wodaabe.
Tentunya hal tersebut memiliki tujuan untuk menarik perhatian dari perempuan yang terdapat di kelompoknya. Tidak mengherankan jika upaya tersebut bahkan sering menarik perhatian dari istri para pria yang telah menikah.
Tradisi Mencuri Istri
Tradisi tersebut juga muncul karena kebiasaan dan adat istiadat yang telah berlaku sejak para perempuan suku ini masih berusia sangat kecil. Karena kebanyakan dari mereka atau dinikahkan sejak bayi oleh orang tua masing-masing.
Jadi tidak mengherankan akan sulit untuk menemukan wanita yang masih sendiri saat usia remaja di desa tersebut. Makanya saat mereka dianggap sudah dewasa dan walau telah memiliki pasangan suami dan anak, mereka diperbolehkan untuk memutuskan untuk memilih pasangan sendiri lewat tradisi yang ada.
Tapi disisi lain tentu para perempuan suku tersebut akan mengabaikan laki-laki yang sebelumnya telah dipilihkan oleh pihak keluarga. Maka festival tersebut dianggap sebagai sebuah upaya mencuri istri pria lain hanya dengan melakukan tarian serta nyanyian oleh para pria.
Baca Juga: Sejarah Cucu Rockefeller Hilang di Papua dan Diduga ‘Dimakan’ Suku Asmat, Ini Cerita Aslinya
Menariknya lagi para pria yang mengikuti tradisi ini akan merias diri dan wajah dengan menggunakan warna-warna terang. Sehingga jangan salah jika standar ketampanan yang diperlihatkan oleh para pria tersebut mengikuti standar yang telah berlaku umum di desa tersebut sejak berpuluh tahun lalu. Serta sangat berbeda dengan standar ketampanan yang umum dijumpai di era modern sekarang.