Cekricek.id - Sudah menjadi pertanyaan mendasar umat manusia: apakah ada kehidupan di luar Bumi? Pertanyaan ini semakin menguat dengan berbagai penemuan planet yang berpotensi dihuni, sinyal misterius dari ruang angkasa, dan pengamatan UFO yang semakin sering muncul di berbagai media. Namun, apakah sudah ada bukti ilmiah konkret yang menunjukkan keberadaan kehidupan alien?
Secara nyata, jawabannya masih belum. Meski banyak spekulasi dan teori, belum ada bukti ilmiah yang pasti terkait keberadaan alien, baik dari video UFO yang telah diumumkan, kasus-kasus hewan ternak yang terluka, maupun klaim-klaim temuan jasad alien. Begitu pula dalam penelitian akademis formal. Para ahli yang diwawancarai oleh Live Science pun mengamini hal ini.
Profesor Sara Seager, seorang ahli astrofisika dan ilmuwan planet dari Massachusetts Institute of Technology, menegaskan, "Sampai saat ini, belum ada bukti yang kita miliki."
Nikku Madhusudhan, Profesor Astrofisika dan Ilmu Exoplanet di University of Cambridge, memiliki pendapat yang serupa. "Saya rasa, kita belum memiliki bukti jelas tentang kehidupan alien," ujarnya.
Namun, bukan berarti kita harus berhenti berharap. Madhusudhan menuturkan bahwa ada "petunjuk-petunjuk kecil" dan "bukti adanya kondisi yang dapat dihuni." Ini berarti, ada beberapa planet dan bulan yang memiliki potensi untuk menunjang kehidupan, meski kita belum menemukan bukti adanya kehidupan di sana.
Peneliti memperkirakan ada ratusan juta planet yang dapat dihuni hanya di galaksi kita saja. Mereka mengkategorikan planet-planet ini berdasarkan zona huni, atau jarak dari bintang yang memungkinkan adanya air cair di permukaan, syarat esensial untuk kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi.
Selain itu, ada juga bulan-bulan di luar zona huni yang berpotensi mendukung kehidupan, seperti bulan Europa milik Jupiter, yang diyakini memiliki lautan air asin di bawah kerak esnya.
Madhusudhan memimpin sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Oktober 2023 di The Astrophysical Journal Letters, yang menemukan tanda-tanda adanya lautan di planet K2-18 b, yang berjarak lebih dari 100 tahun cahaya dari Bumi.
Data tersebut juga menunjukkan "tanda-tanda potensial" dari adanya dimetil sulfida, senyawa kimia yang, sejauh ini, hanya diketahui diproduksi oleh kehidupan di Bumi.
"Tapi ini masih sangat spekulatif," ujarnya. "Kita belum tahu pasti, namun kita melihatnya dalam data pada beberapa tingkat."
Tanda-tanda potensial kehidupan alien ini akan terus diteliti dan mungkin saja dibantah di kemudian hari. Meski demikian, Madhusudhan menyatakan bahwa dia tidak akan terkejut jika kita menemukan bukti kehidupan mikrobial extraterestrial dalam dekade mendatang.
Seager berpendapat bahwa kita hanya bisa memastikan keberadaan kehidupan alien melalui misi pengembalian sampel, mengukur langsung di tempat, atau dengan teknologi "sangat futuristik", seperti teleskop lensa gravitasi surya, sebuah instrumen teoritis yang akan memanfaatkan gravitasi matahari untuk memperbesar cahaya dari planet-planet jauh.
"Saya yakin kita akan menemukan lebih banyak tanda-tanda air dan lautan yang dapat menunjukkan kemungkinan dihuni, serta gas-gas yang mungkin disebabkan oleh kehidupan," tutur Seager. "Saya rasa itu sudah cukup untuk melanjutkan pencarian panjang generasi ini."
Perlu diingat, ruang angkasa sangatlah luas. Membutuhkan waktu lebih dari sejuta tahun untuk mengunjungi K2-18 b dengan propulsi roket tradisional.
Bahkan mengirimkan probe tercepat kita ke exoplanet terdekat, Proxima Centauri b, akan memakan waktu ribuan tahun. Sebaliknya, planet-planet dan bulan-bulan di dalam sistem tata surya kita jauh lebih dekat, dengan waktu tempuh probe yang bervariasi dari beberapa tahun hingga beberapa bulan.