Dengan potensi keberadaan air, Kutub Selatan Bulan menjadi incaran banyak negara. Temukan alasan di balik gairah baru eksplorasi Bulan ini.
Cekricek.id - Lebih dari setengah abad setelah Neil Armstrong dan Buzz Aldrin mendarat di Bulan, kini giliran Kutub Selatan Bulan yang menjadi pusat perhatian. Mengapa daerah ini begitu spesial?
Pada 20 Juli 1969, saat Apollo 11 mendekati permukaan Bulan, komunikasi dengan pusat kendali di Houston sempat terputus. Namun, setelah 13 menit penuh ketegangan, pesan legendaris "The Eagle has landed" berhasil disampaikan. Tapi, kini, bukan lagi tentang pendaratan di dekat khatulistiwa Bulan. Fokus kini beralih ke Kutub Selatan.
Alasan utamanya? Air. Ilmuwan percaya bahwa daerah yang selalu berada dalam bayangan di Kutub Selatan menyimpan deposit air beku yang melimpah. Air ini bisa menjadi sumber kehidupan dan bahan bakar roket. Namun, Martin Barstow, seorang profesor astrofisika, mengingatkan bahwa ini hanyalah spekulasi. "Kita perlu pergi dan melihat sendiri," ujarnya.
Dan itulah yang dilakukan oleh berbagai negara.
Perlombaan ke Kutub Selatan
Rusia, dengan Luna 25-nya, mencoba mendarat di dekat Kutub Selatan pada 19 Agustus, namun gagal. Sementara itu, India berhasil mendarat di dekat Kutub Selatan dengan misi Chandrayaan-3 pada 23 Agustus. Mereka menemukan sulfur dan kemungkinan adanya gempa Bulan. China juga berencana mengirim misi ke daerah ini pada 2026, begitu juga dengan NASA melalui program Artemis.
Rumah Baru di Bulan?
Bukan hanya sekedar eksplorasi, banyak negara berambisi membangun keberadaan permanen di Bulan. "Dengan kemajuan teknologi selama 50 tahun, siapa pun bisa pergi ke Bulan — kali ini, untuk tinggal," kata Jack Burns, direktur Network for Exploration and Space Science.
NASA berencana membangun kabin di Bulan, tempat astronot bisa tinggal dan bekerja selama dua bulan. Mereka akan memanfaatkan sumber daya lokal, seperti air beku, untuk kehidupan dan produksi bahan bakar roket.
Namun, tantangan masih ada. Meskipun kita memiliki teknologi untuk mendarat di Kutub Selatan, kita harus memastikan pendaratan yang aman. Selain itu, eksplorasi Bulan juga dianggap sebagai langkah awal menuju Mars.
Meski teknologi untuk mengirim manusia ke Mars mungkin sudah ada, biayanya sangat tinggi. "Tidak ada satu pemerintah pun yang siap menginvestasikan dana sebesar itu saat ini," kata Barstow.
Dengan semakin meningkatnya minat eksplorasi Bulan, mungkin kita masih perlu menunggu beberapa dekade lagi sebelum "Eagle" mendarat di Mars.