Cekricek.id, Berita Viral - Sebelum menghilang pada pertengahan Februari lalu, Bao Fan, salah seorang bankir investasi paling terkenal di Cina, dikabarkan sedang mencari tempat yang aman untuk menyimpan kekayaannya.
Seperti yang dikutip dari Al Jazeera, Bao, pendiri China Renaissance, sedang dalam proses mendirikan perusahaan manajemen kekayaan swasta di Singapura untuk mentransfer uang dari China dan Hong Kong.
Bao, yang telah bergabung dengan daftar panjang pengusaha berpengaruh yang tiba-tiba menghilang di Cina. Dia hanyalah salah satu dari sekian banyak pengusaha kaya negeri tirai bamu yang telah mengungsi ke Singapura atau yang dijuluki juga sebagai "Swiss Asia".
Mereka yang kabur ke Singapura adalah orang-orang yang ingin menghindari tindakan keras Beijing terhadap industri swasta dan korupsi.
“Kekayaan telah membanjiri Singapura dari Cina dan Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir,” ujar seorang manajer kekayaan di bank Singapura yang memilki jumlah klien terbesar dari Cina.
“Dalam percakapan rahasia, banyak dari mereka menyebut hilangnya pebisnis Cina seiring dengan ketidakpastian ekonomi sebagai alasan utama untuk memindahkan uang dari sana,” sambung manajer kekayaan itu.
Singapura Sebagai Surga untuk Orang Cina Kelas Atas
Singapura, yang dinobatkan sebagai tempat terbaik di dunia untuk berbisnis oleh Economist Intelligence Unit, selama bertahun-tahun telah membangun reputasi sebagai surga bagi orang Cina kelas atas.
Apalagi sejak kebangkitan Xi Jinping, pemimpin Cina paling kuat dalam beberapa dekade, yang menjadi alasan karena telah memimpin negaranya ke arah yang semakin otoriter dan nasionalis.
Selama lima tahun pertama gerakan antikorupsi yang dipimpin oleh Xi, lebih dari 100 pejabat tinggi di dalam Partai Komunis Cina dan puluhan ribu pejabat tingkat rendah dan pebisnis diadili karena kejahatannya.
“Klien saya telah mengatakan kepada saya bahwa dalam iklim politik saat ini di Cina kurang toleran terhadap orang kaya dibandingkan sebelumnya, dan oleh karena itu mereka ingin mengeluarkan aset mereka,” kata seorang supervisor di sebuah bank internasional besar dengan cabang di Singapura.
“Sebelumnya, investor Cina melirik ke Hong Kong, tetapi kota ini tidak semenarik dulu untuk dijadikan tujuan investasi karena ketidakstabilan dan penurunan ekonomi yang dihadapinya.”
“Sederhananya, Cina menjadi negara yang kurang menarik untuk berinvestasi, yang kemudian mengarahkan investornya untuk mencari peluang yang lebih baik di luar negeri,” kata Sara Hsu, pakar fintech China dan perbankan bayangan di University of Tennessee.
Baca juga: Inti Potret Syifa Hadju Makin Bening Saat di Singapura, Padahal Outfitnya Sederhana
Dan meskipun sulit untuk memindahkan uang dalam jumlah besar, namun sudah banyak yang telah menemukan caranya, kata Hsu.