Seiring perkembangan teknologi, komunikasi manusia di Bumi mungkin akan mendominasi pertukaran data, mengubah cara kita mencari kehidupan alien.
Cekricek.id - Kehidupan di Bumi adalah simfoni data yang mempesona. Mulai dari kicauan burung di halaman belakang hingga pertukaran kimia antara pohon-pohon hutan, pertukaran informasi antara makhluk hidup adalah bagian esensial dari eksistensinya.
Kita, manusia, juga berpartisipasi dalam simfoni ini, mulai dari obrolan santai sambil menikmati kopi pagi, berita utama di koran, hingga video TikTok yang viral di kalangan remaja. Saat ini, data manusia hanya sebagian kecil dari pertukaran data makhluk hidup di Bumi, namun bisa jadi akan segera menjadi bagian dominan.
Jika hal ini berlaku untuk semua peradaban canggih, hal ini bisa mempengaruhi cara kita mencari kehidupan alien. Meski sulit untuk mengukur dengan tepat seberapa cepat data ditukar antara organisme di Bumi, kita bisa membuat perkiraan.
Salah satu caranya adalah dengan melihat jumlah sel hidup dan pertukaran data mereka. Berdasarkan beberapa penelitian, jumlah total prokariota, seperti bakteri, mencapai sekitar 10^29 sel. Sel-sel ini bertukar satu bit informasi setiap 3 jam, sehingga biosfer Bumi bertukar sekitar 10^24 bit informasi setiap detiknya.
Sebagai perbandingan, teknosfer, atau total informasi digital yang ditukar oleh manusia, lebih mudah diperkirakan. Berdasarkan pertukaran data internet, laju bit kita adalah sekitar 10^15 bit/detik, yang hanya miliarder dari laju biosfer.
Namun, sementara biosfer relatif stabil sepanjang waktu, data digital kita tumbuh dengan laju eksponensial. Jika teknosfer terus berkembang dengan laju historisnya, ia akan melampaui biosfer dalam waktu kurang dari satu abad.
Lalu, apa hubungannya dengan peradaban alien?
Pertukaran data terjadi pada level fisik. Entah melalui interaksi kimia, serat optik, atau sirkuit listrik, semua data memerlukan energi untuk diciptakan dan dipertahankan.
Saat ini, energi ini terpusat pada data biosfer, namun bisa jadi akan didominasi oleh data teknosfer dalam sekejap.
Jika tren ini khas bagi peradaban canggih, spektrum daya planet dengan kehidupan cerdas kemungkinan besar bersifat teknologis, bukan biologis. Oleh karena itu, kita mungkin bisa membedakan dunia peradaban alien dengan mencari tanda termal sintetis yang khas.
Namun, meskipun kita tidak memikirkan tentang alien, pertumbuhan teknosfer akan memiliki dampak besar bagi kehidupan di Bumi.
Manusia sudah memiliki pengaruh besar terhadap keanekaragaman hayati dan suhu global. Jika kita terus mengikuti tren pertumbuhan eksponensial, kita bisa mengurangi sumber daya data bagi kehidupan non-manusia. Mungkin ini adalah hal yang perlu kita diskusikan lebih lanjut.