Cekricek.id, Madrid - Para pemain senior Real Madrid marah kepada pelatih Carlo Ancelotti karena memainkan skema bertahan saat Los Blancos bertandang ke Parc de Princes markas Paris Saint Germain di leg pertama babak 16 besar, Rabu (16/2) kemarin. Pada laga itu, Madrid kalah 1-0. Gol tunggal diciptakan bintang incaran El Merengues Kylian Mbappe di menit 94.
"Bek Dani Carvajal, kiper Thibaut Courtois marah kepada Ancelotti karena Madrid terlalu bermain bertahan," begitu laporan ESPN, Kamis (17/2).
Memang selama dua kali 45 menit pertandingan, dominasi permainan dikendalikan tim tuan rumah. Karim Benzema dan kawan-kawan lebih banyak dikurung Les Parisiens. Madrid tidak mampu mencatatkan satupun tendangan tepat sasaran.
"Pertandingan yang sulit karena Madrid tidak bermain bagus," kata Courtois yang pada lag itu mampu membendung tendangan penalti Lionel Messi di babak kedua.
Kekalahan ini menurut kiper Belgia itu membuat leg kedua di Santiago Bernabeu bulan depan akan terasa berat bagi Los Blancos. Mereka harus menang dengan skor 2-0 atas PSG di ibu kota Spanyol.
Sementara itu Dani Carvajal merasa jadi orang yang dikambinghitamkan atas kekalahan di Paris. Carvajal gagal menjaga pergerakan Kylian Mbappe sehingga pemain muda Les Bleus itu mampu menjebol gawang Courtois menjelang wasit meniupkan peluit akhir.
"Andai kami bermain menyerang hasilnya akan berbeda," ucap Carvajal.
Ancelotti yang pernah mengantarkan Real Madrid menjuarai Liga Champions tahun 2014 lalu mengatakan memang tidak mudah bermain lepas melawan klub seperti PSG.
Walau bukan berstatus kolektor trofi Liga Champions, Ancelotti melihat materi pemain PSG adalah para jawara. Sehingga Madrid harus bermain aman untuk menjaga pergerakan pemain lincah seperti Neymar, Mbappe, Messi dan Angel di Maria.
"Kita harus berjuang membendung tekanan mereka," kata Ancelotti.
Gaya permainan Ancelotti yang pernah melatih AC Milan, Chelsea, PSG dan Bayern Muenchen ini memang berbeda dengan pelatih sebelumnya Zinedine Zidane. Ancelotti menyesuaikan skema permainan dengan lawan yang dihadapi.
Dapat Simpati dari Fans Madrid dan PSG, Beckham Memilih Nonton di Rumah
Bila lawan adalah klub besar berisikan penyerang-penyerang tangguh, Ancelotti lebih menerapkan strategi Catenaccio ala Italia. Sayangnya bek Madrid tak mampu fokus menjaga penyerang PSG sampai akhir laga sehingga kecolongan satu gol.