Apa Itu Pemberontakan PKI Madiun?
Pemberontakan PKI Madiun adalah Upaya merebut kekuasaan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur.
Musso dalam suatu rapat umum PKI di Yogyakarta 22 Agustus 1948 menuntut agar perundingan-perundingan mengenai pengakuan kedaulatan RI dengan Belanda segera dihentikan dan segera melakukan hubungan intensif dengan Rusia, salah satunya dengan mengirimkan duta besar.
PKI menjadikan rencana Kabinet Hatta untuk melakukan perundingan Renville sebagai bahan utama mengagitasi pemerintah. Pemberontakan dimulai dengan penculikan-penculikan dan bentrokan antara TNI dengan angkatan laut yang pemimpinnya bersimpati pada PKI, Pesindo, dan Barisan Banteng. Dr. Muwardi diculik dan hilang.
Presiden Sukarno menunjuk Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer Daerah Istimewa Surakarta dan sekitarnya pada 15 September untuk memadamkan kekacauan. PKI/Front Demokrasi Rakyat (FDR) merebut kota Madiun dan memproklamirkan berdirinya “Soviet Republik Indonesia” pada 18 September 1948.
Pemberontakan ini berhasil melucuti TNI di Madiun, mengganti pejabat-pejabat di Madiun dengan orang-orang PKI, melakukan aksi-aksi penculikan dan pembunuhan. Presiden Sukarno mengangkat Kolonel Sungkono sebagai Gubernur militer daerah istimewa Jawa Timur.
Koloner Nasution diperintahkan untuk memimpin operasi penumpasan Pemberontakan PKI Madiun yang dimulai pada 20 September 1948.
Pemberontakan dapat dipadamkan di seluruh wilayah Jawa Timur. Para pemimpin PKI seperti Amir Syarifuddin, Suripno, Maruto, dan lain-lain berhasil ditangkap.
Musso berhasil melarikan diri, tetapi pada 31 Oktober 1948 ia ditembak mati dalam pelariannya di Ponorogo.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.