Cekricek.id - Fosil dinosaurus memiliki cincin pertumbuhan yang mengungkapkan bahwa kebanyakan dinosaurus hanya hidup beberapa dekade saja, jauh lebih singkat dari perkiraan sebelumnya.
Bahan ajar sejarah di seluruh dunia menggambarkan dinosaurus sebagai hewan purba berukuran raksasa yang mendominasi bumi selama lebih dari 160 juta tahun lamanya. Namun, baru-baru ini ilmuwan menemukan fakta mengejutkan bahwa sebagian besar dinosaurus non-unggas ternyata tidak berumur panjang meski terkadang tumbuh hingga ukuran yang sangat besar.
Melalui cincin pertumbuhan pada tulang fosil yang baru ditemukan dalam beberapa dekade terakhir, para ahli paleontologi mengetahui bahwa kebanyakan dinosaurus hanya bertahan hidup selama beberapa dekade saja sebelum mati.
Sebagai contoh, si menakutkan Sue di Chicago Field Museum yang merupakan salah satu spesimen Tyrannosaurus rex paling lengkap pernah ditemukan, tewas pada usia 28 tahun. Adapun dinosaurus paruh bebek herbivora yang bertubuh lebih kecil diperkirakan bahkan hanya sanggup hidup satu atau dua dasawarsa saja.
Usia muda ini sangat mengejutkan para ilmuwan paleontologi pada mulanya. Berdasarkan ukuran tubuhnya yang besar, sebelumnya para ahli mengira setidaknya beberapa jenis dinosaurus pasti mampu hidup dalam rentang waktu yang sangat panjang agar bisa mencapai ukuran sedemikian massif.
“Saya pikir banyak orang mungkin mempunyai kesan bahwa setidaknya beberapa dinosaurus pasti berukuran sangat besar karena mereka hidup dalam waktu yang sangat lama,” ujar Steve Brusatte, seorang pakar Paleontologi Vertebrata di University of Edinburgh, Skotlandia.
Namun setelah meneliti cincin-cincin pada tulang fosil mereka, ternyata fakta yang terungkap sangatlah berbeda. Hewan besar modern yang masih hidup hingga kini seperti gajah dan paus umumnya mampu mencapai usia ratusan tahun, tetapi hanya sedikit dinosaurus non-unggas yang bisa bertahan lebih dari 30 tahun.
Lantas bagaimana para ilmuwan bisa menentukan usia dinosaurus dari fosil mereka?
Garis-garis pada irisan fosil tulang ini ternyata terbentuk akibat adanya perubahan musim panas dan musim dingin yang berlangsung setiap tahun. Pada musim semi dan musim panas yang hangat, pertumbuhan dinosaurus meningkat pesat sehingga tulang-tulang mereka tumbuh lebih cepat. Sebaliknya ketika musim dingin tiba dengan makanan yang langka, pertumbuhan mereka melambat sehingga terbentuk garis pada lapisan tulang tersebut.
Dengan menghitung jumlah garis ini, para ilmuwan dapat memperkirakan usia seekor dinosaurus dengan akurasi yang tinggi ketika mereka mati untuk terfosilisasi. Meski demikian, teknik ini memiliki beberapa kendala seperti hilangnya beberapa lapis terluar akibat perluasan rongga medular di dalam tulang.
Akan tetapi, meski bukan berumur panjang, ukuran tubuh dan massa dinosaurus tetap tergolong luar biasa. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa dinosaurus memiliki masa hidup yang sangat singkat dibandingkan hewan besar lainnya?
Beberapa hipotesis diajukan untuk menjawab teka-teki ini, seperti tingginya metabolisme tubuh dan juga cepatnya mereka berkembangbiak dengan menghasilkan telur dalam jumlah yang besar. Namun hingga kini, ilmu pengetahuan modern belum mampu memberikan jawaban pasti.
Baca juga: Penemuan Spesies Ayam Neraka Mengubah Teori Punahnya Dinosaurus
Misteri umur dinosaurus yang pendek ini nampaknya akan terus mengusik pikiran para ilmuwan paleontolog selama beberapa waktu ke depan. Dengan penemuan fosil-fosil baru, mudah-mudahan semakin banyak informasi terkait usia dan siklus hidup dinosaurus yang dapat terkuak di masa mendatang.
Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Channel Cekricek.id.