Cekricek.id - Di tengah keheningan masa lalu yang misterius, sebuah kisah medis dari Zaman Tembaga terkuak, mengungkap keberhasilan operasi tengkorak yang menakjubkan pada seorang wanita. Temuan ini, yang merupakan karya fenomenal para ilmuwan Spanyol, memberikan wawasan baru mengenai kemajuan teknik bedah kuno.
Situs pemakaman Camino del Molino di Caravaca de la Cruz, Spanyol Tenggara, telah menjadi saksi bisu penemuan luar biasa ini. Di antara 1.348 individu yang ditemukan, terdapat satu wanita, berusia sekitar 35 hingga 45 tahun saat meninggal, yang menarik perhatian para peneliti.
Tidak seperti rangka lainnya, tengkorak wanita ini mengungkap dua lubang tumpang tindih di antara pelipis dan atas telinganya, yang merupakan bekas dua prosedur bedah atau trepanasi.
Proses ini melibatkan pengikisan atau pengeboran lubang melalui tengkorak untuk mengungkapkan dura mater, lapisan terluar jaringan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Paleopathology mengungkapkan bahwa lubang pertama berukuran 53 x 31 milimeter, sedangkan yang kedua lebih kecil, 32 x 12 milimeter.
Berdasarkan karakteristik lubang dan orientasi dindingnya, para peneliti menyimpulkan bahwa operasi dilakukan dengan teknik mengikis menggunakan alat batu kasar.
Penemuan menakjubkan ini menunjukkan bahwa wanita tersebut tidak hanya selamat dari satu, tetapi dua operasi. Bukti penyembuhan tulang di tengkoraknya menunjukkan dia hidup beberapa bulan setelah operasi kedua.
Menurut Sonia Díaz-Navarro, peneliti utama studi ini, dokumentasi prosedur bedah prasejarah, khususnya di wilayah temporal, merupakan kejadian langka. Di Semenanjung Iberia, umumnya trepanasi dilakukan di bagian depan dan atas tengkorak.
Operasi di wilayah temporal menghadirkan tantangan unik, terutama karena wilayah ini mengandung banyak pembuluh darah dan otot yang rentan berdarah. Namun, teknik mengikis dianggap lebih aman daripada pengeboran, dengan risiko infeksi pasca-operasi yang lebih rendah. Penggunaan alat steril dan tanaman dengan sifat antibakteri alami dianggap berkontribusi dalam mengurangi risiko infeksi.
Meskipun penyebab operasi tersebut masih menjadi misteri, tingginya prevalensi cedera traumatis pada rangka yang ditemukan di Camino del Molino membuka kemungkinan bahwa operasi tersebut dilakukan sebagai respons terhadap trauma.
Cedera atau memar dapat tereliminasi dalam prosedur, dan fragmen tulang yang rusak mungkin telah dihilangkan selama operasi.
Penemuan ini tidak hanya memberikan wawasan tentang kemampuan bedah di masa lalu tetapi juga menyoroti ketahanan dan kecerdikan manusia Zaman Tembaga. Kisah ini menjadi bukti nyata kemajuan medis yang telah dilakukan manusia ribuan tahun lalu, membuka babak baru dalam pemahaman kita tentang sejarah medis dan arkeologi.