Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera

Kamus Sejarah Indonesia -

Ilustrasi: Kamus Sejarah Indonesia. [Creator Cekricek.id]

Apa Itu Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera?

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera adalah Referendum untuk menentukan keinginan masyarakat Papua Barat untuk menjadi bagian Indonesia atau Belanda. Salah satu permasalahan yang timbul setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah penentuan wilayah.

Beberapa wilayah menjadi sengketa antara Belanda dan Indonesia. Papua Barat merupakan wilayah yang masih diperebutkan antara Belanda dan Indonesia.

Sebagian rakyat Papua Barat diyakini ingin bergabung dengan wilayah Indonesia, sedangkan lainnya tidak. Dengan PBB sebagai penengah, referendum akhirnya diadakan untuk menentukan status wilayah ini menjadi bagian dari wilayah Indonesia atau Belanda.

Referendum ini disebut dengan Penentuan Pendapat Rakyat atau Pepera. Pepera dilaksanakan antara Juli-Agustus 1969. Hasilnya menyatakan sebagian besar rakyat Papua Barat ingin bergabung dengan Indonesia. Pada 19 November 1969 PBB mengesahkan hasil referendum ini.

Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.

Baca Juga

Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno