Perdagangan daging kucing yang kejam dan berbahaya di Vietnam menimbulkan ancaman kesehatan dan kesejahteraan hewan. Mari kita bantu mengakhiri praktik ini.
Cekricek.id, Vietnam - Perdagangan daging kucing yang kejam dan berbahaya di Vietnam telah menimbulkan keprihatinan serius tentang kesejahteraan hewan dan ancaman kesehatan masyarakat. Setiap tahun, sekitar satu juta kucing disiksa dan dibunuh untuk dijual di restoran. Banyak di antaranya adalah hewan peliharaan yang dicuri dari rumah mereka, menimbulkan rasa takut yang konstan di antara pemilik hewan.
Dilansir Mirror, perdagangan ini, dikenal secara lokal sebagai 'thit meo' atau harimau kecil, kurang dikenal dibandingkan konsumsi daging anjing di Asia. Namun, kekejamannya tidak kalah mengerikan.
Organisasi Soi Dog, yang berhasil mengakhiri perdagangan daging anjing dan kucing di Thailand pada 2014, menyerukan perlakuan yang lebih baik terhadap kucing di Vietnam, yang dihargai sebagai simbol perlindungan dan keberuntungan.
Perdagangan ini juga menimbulkan ancaman kesehatan serius. Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa daging kucing dan anjing dapat menimbulkan risiko rabies, trichinellosis, dan penyakit zoonotik - virus seperti Covid yang dapat melompat dari hewan ke manusia.
Di ibu kota Hanoi, pemilik restoran terlihat memotong daging kucing dan anjing yang sudah dimasak, sementara hewan yang ketakutan terkurung dalam kandang yang kotor. Banyak kucing masih mengenakan kalung mereka, menunjukkan bahwa mereka pernah menjadi hewan peliharaan yang dicintai.
Perdagangan daging kucing ini melibatkan jaringan pencuri, restoran, dan rumah pemotongan. Sebuah gudang besar yang digerebek awal tahun ini ditemukan telah memproses 500 kucing per malam selama 10 tahun terakhir.
Menurut survei yang dilakukan oleh organisasi amal Four Paws, hingga 95% penduduk Vietnam berpikir bahwa makan daging anjing dan kucing bukan bagian dari budaya mereka. Dan 88% mendukung pelarangan perdagangan ini.
Soi Dog, yang dipimpin oleh John Dalley dari Inggris, sedang berusaha untuk memperkenalkan undang-undang yang akan mengakhiri perdagangan ini.
Bulan ini, organisasi tersebut bergabung dengan hampir 50 politisi Vietnam dalam pertemuan penting di mana mereka membahas membuat Hanoi menjadi kota pertama yang bebas dari daging kucing dan anjing.
Perdagangan daging kucing dan anjing ini juga berpotensi merusak industri pariwisata Vietnam, yang merupakan kontributor besar bagi ekonomi negara tersebut. Matt Backhouse, kepala perawatan hewan jalanan Four Paws di Asia Tenggara, menambahkan bahwa perdagangan ini dan pasar hewan hidup adalah "bom waktu".
Dengan mengungkap kekejaman ini, harapannya adalah untuk membantu mengakhiri praktik ini dan melindungi baik hewan maupun manusia dari ancaman yang ditimbulkannya.
Temukan berita Internasional terbaru hari ini dan terkini seputar peristiwa, politik, hukum, kriminal, budaya, sejarah, hiburan, dan gaya hidup hanya di Cekricek.id.