Penemuan fenomena 'brain terrain' di Mars menyerupai kerutan otak manusia. Apa yang menyebabkan formasi unik ini? Ilmuwan mencari jawaban di Mars dan Bumi.
Cekricek.id - Mars, planet merah yang penuh dengan keajaiban, selalu berhasil memikat perhatian kita dengan berbagai misterinya. Beberapa dari misteri tersebut mungkin sudah mendekati jawaban, namun banyak yang masih menjadi teka-teki.
Salah satu fenomena yang menarik adalah 'brain terrain'. Fenomena ini menampilkan pola permukaan yang rumit dengan punggungan dan lembah yang menyerupai kerutan pada otak manusia. Namun, apa yang menyebabkan formasi unik ini masih menjadi pertanyaan besar.
Daerah yang dikenal dengan 'brain terrain' ini terletak di lintang tengah Mars, tempat dataran utara bertemu dengan dataran tinggi selatan.
Fenomena ini dapat ditemukan di kawah, lembah, dan juga pada formasi yang disebut 'lobate aprons', fitur yang kaya akan es yang terbentuk di dasar struktur tinggi seperti punggungan kawah dan mesa.
Karena 'brain terrain' muncul di daerah yang memiliki es, para ilmuwan menduga bahwa formasi ini mungkin berkaitan dengan perilaku air beku.
Salah satu teori menyebutkan bahwa punggungan yang memiliki ketinggian sekitar 4 hingga 5 meter mungkin terbentuk oleh aliran es. Sementara teori lainnya mengatakan bahwa formasi tersebut mungkin merupakan hasil dari es air di bawah permukaan.
Proses sublimasi es melalui retakan bisa menyebabkan tanah di atasnya runtuh, menghasilkan permukaan yang bertekstur.
Ada juga hipotesis lain yang menyatakan bahwa formasi ini mungkin terbentuk dengan cara yang mirip dengan proses "pengurutan batu" di Bumi. Saat tanah membeku, ia mengembang, mengangkat sedimen; saat es mencair, sedimen yang terlepas jatuh kembali, dan batu-batu di dalamnya cenderung mengelompok sesuai ukuran. Di Bumi, siklus beku-cair yang berulang-ulang menciptakan pola di tanah.
Meskipun sangat sedikit yang dapat dianggap setara dengan 'brain terrain' Mars di Bumi, ilmuwan telah menemukan sesuatu yang mirip di Kanada High Arctic, meskipun dalam skala yang lebih kecil, yang mereka sebut 'terrestrial brain terrain'.
Penemuan ini mengindikasikan bahwa sublimasi atau pengurutan batu bisa menjadi mekanisme pembentukan 'brain terrain', namun kita juga belum sepenuhnya memahami 'terrestrial brain terrain'.
Mengingat Bumi lebih mudah diakses daripada Mars, mungkin saatnya kita memperdalam penelitian tentang apa yang terjadi di planet kita untuk memahami dunia alien yang jaraknya jutaan kilometer dari kita.