Presiden Jokowi menerima kunjungan Chief Executive Hong Kong John Lee di Istana Merdeka, Jakarta. Keduanya membahas peluang investasi di Indonesia, kerja sama perdagangan, dan perlindungan pekerja migran Indonesia di Hong Kong.
Cekricek.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut kunjungan kehormatan Chief Executive Hong Kong John Lee di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (25/7/2023). Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas sejumlah isu terkait hubungan ekonomi dan sosial antara Indonesia dan Hong Kong.
Salah satu isu yang menjadi perhatian Presiden Jokowi adalah peluang investasi di Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur, transportasi, teknologi digital, dan energi hijau. Presiden Jokowi menawarkan kesempatan bagi investor Hong Kong untuk berpartisipasi dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, komitmen investasi dari Hong Kong terlihat sangat kuat. Hal ini didasarkan pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menunjukkan bahwa realisasi investasi dari Hong Kong di Indonesia pada tahun 2021 mencapai US$4,6 miliar, meningkat 54% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut menjadikan Hong Kong sebagai sumber penanam modal asing terbesar kedua di Indonesia setelah Singapura.
Selain investasi, Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Hong Kong. Menlu Retno mengatakan bahwa volume perdagangan kedua negara pada tahun 2021 mencapai lebih dari US$5 miliar, naik 25% dari tahun sebelumnya. Ekspor dari Indonesia ke Hong Kong mencapai US$2,155 miliar, sedangkan impor dari Hong Kong sebesar US$1,79 miliar.
Presiden Jokowi meminta agar akses produk-produk Indonesia seperti makanan, pertanian, dan rempah-rempah ke pasar Hong Kong dapat diperluas dan difasilitasi. Presiden Jokowi juga menyarankan agar ada kerja sama di bidang bea cukai untuk memperlancar arus barang antara kedua negara. Chief Executive John Lee menyambut baik usulan-usulan tersebut dan berjanji akan meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Indonesia.
Isu lain yang menjadi sorotan Presiden Jokowi adalah perlindungan dan kesejahteraan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Hong Kong. Menurut data Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong, terdapat sekitar 165.907 orang WNI yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) di Hong Kong per Desember 2018. Mayoritas dari mereka adalah perempuan.
Presiden Jokowi menitipkan pesan agar pemerintah Hong Kong dapat memberikan perlindungan yang memadai bagi pekerja migran Indonesia, termasuk dalam hal jaminan sosial, kesehatan, dan keselamatan kerja.
Presiden Jokowi juga mengapresiasi upaya pemerintah Hong Kong dalam menaikkan gaji minimum PRT dari HKD4,410 menjadi HKD4,520 sejak September 2018 dan memberlakukan sanksi yang lebih berat bagi agensi perekrutan yang melanggar aturan.
Chief Executive John Lee mengucapkan terima kasih atas kontribusi pekerja migran Indonesia terhadap perekonomian dan kehidupan sosial Hong Kong.
Ia menjamin bahwa pemerintah Hong Kong akan terus berupaya untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan pekerja migran Indonesia sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Chief Executive John Lee merupakan kunjungan pertama seorang kepala eksekutif Hong Kong ke Indonesia sejak tahun 2018. Kunjungan ini diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Hong Kong serta membuka peluang kerja sama yang lebih luas di berbagai bidang.