Cekricek.id, Jakarta - Perusahaan infrastruktur Chandra Daya Investasi yang didukung oleh miliarder Indonesia Prajogo Pangestu bersiap menggelar penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) dengan valuasi mencapai 23,7 triliun rupiah atau setara 1,4 miliar dolar Amerika Serikat. Perusahaan yang bergerak di bidang pembangkit listrik dan logistik ini menargetkan dana segar hingga 2,4 triliun rupiah dari bursa saham.
Berdasarkan prospektus yang dirilis pada Kamis, 19 Juni 2025, Chandra Daya Investasi akan menawarkan hingga 12,4 juta saham baru dengan kisaran harga 170 rupiah hingga 190 rupiah per lembar. Jumlah saham yang ditawarkan setara dengan 10 persen kepemilikan perusahaan yang saat ini dimiliki oleh Chandra Asri Pacific, anak usaha konglomerat Prajogo Pangestu di sektor petrokimia.
"Melalui penawaran saham perdana ini, kami bertujuan memperkuat posisi sebagai mitra pertumbuhan industri dan menciptakan peluang kolaborasi yang mendorong pengembangan jangka panjang dengan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," ujar Fransiskus Ruly Aryawan, Direktur Utama Chandra Daya Investasi, dalam keterangan resmi perusahaan.
Perusahaan yang mengoperasikan pembangkit listrik berkapasitas 120 megawatt di kawasan Jakarta ini telah memasok listrik kepada lebih dari 200 perusahaan dan 1.600 rumah tangga. Chandra Daya Investasi juga menjalankan bisnis logistik maritim dengan mengoperasikan tujuh kapal pengangkut bahan kimia dan gas serta memiliki dua dermaga untuk menangani kapal-kapal berukuran besar.
Proses book building telah dimulai pada Kamis dan akan selesai pada 24 Juni 2025. Saham Chandra Daya Investasi dijadwalkan akan mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 8 Juli 2025. Setelah IPO berlangsung, kepemilikan Chandra Asri Pacific dalam perusahaan akan turun menjadi 60 persen, sementara Phoenix BV yang merupakan unit dari Electricity Generating Public Company Thailand akan memiliki 30 persen saham.
Dana hasil IPO Chandra Daya akan digunakan untuk mengembangkan operasi logistik dan pelabuhan perusahaan. Ekspansi ini sejalan dengan rencana induk perusahaan Chandra Asri yang terus memperluas operasinya di Indonesia dan Asia Tenggara, termasuk pembangunan pabrik kimia senilai 800 juta dolar Amerika di Cilegon, Banten, sekitar 100 kilometer sebelah barat Jakarta.
Chandra Asri Pacific yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia merupakan bagian dari Barito Pacific, konglomerat yang awalnya bergerak di sektor perkayuan namun kemudian bertransformasi menjadi pemain besar di industri energi dan petrokimia. Di Singapura, Chandra Asri bersama mitra bisnisnya Glencore telah mengakuisisi kilang milik Shell dan pabrik polietilena Chevron Phillips.
Prajogo Pangestu yang memiliki kekayaan bersih 25,1 miliar dolar Amerika menurut data real-time Forbes, termasuk dalam jajaran individu terkaya di Indonesia. Selain Chandra Asri, miliarder berusia 80 tahun ini juga memiliki saham di perusahaan tambang batu bara Petrindo Jaya Kreasi dan Barito Renewables yang bergerak di sektor energi terbarukan.