Cekricek.id - Seorang selebgram terkenal, Rachel Vennya, baru-baru ini membuka diri tentang pengalaman pahitnya menjadi korban bullying di masa sekolah. Dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di channel YouTube pribadinya pada Minggu (30/6/2024), Rachel mengungkapkan bahwa ia pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya karena ukuran payudaranya yang cukup besar.
Rachel, yang kini dikenal sebagai influencer sukses dan ibu dari dua anak, mengaku bahwa pengalaman tersebut masih membekas hingga saat ini. "Bukan tidak bersyukur ya. Tapi, sampai sekarang pun gue masih belum menemukan apa hikmah dari memiliki payudara gede," ujarnya dengan nada emosional.
Selebgram yang terkenal dengan gaya hidupnya yang sehat ini menceritakan bahwa ia sering menangis di sekolah akibat ejekan dan julukan khusus yang diberikan oleh teman-temannya. Meskipun telah berlalu bertahun-tahun, Rachel mengakui bahwa kenangan tersebut masih terasa menyakitkan untuk diingat.
Lebih lanjut, Rachel mengungkapkan bahwa meskipun ia telah berhasil menurunkan berat badan secara signifikan, rasa tidak percaya diri terkait ukuran payudaranya masih tetap ada. "Aku itu ukuran bajunya S. Tapi, kalau pakai S di bagian dadanya ketat banget. Kalau pilih M, aku jadi kelihatan gemuk," jelasnya, menggambarkan kesulitan yang masih ia hadapi dalam memilih pakaian yang sesuai.
Pengakuan jujur Rachel ini membuka diskusi penting tentang dampak jangka panjang dari bullying dan pentingnya menerima keragaman bentuk tubuh. Banyak penggemar dan sesama influencer memberikan dukungan kepada Rachel melalui komentar di video YouTube-nya, menghargai keberaniannya berbagi pengalaman pribadi yang sensitif.
Fenomena bullying berbasis penampilan fisik seperti yang dialami Rachel bukanlah hal baru di Indonesia. Namun, dengan semakin banyaknya tokoh publik yang berani bersuara, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif bullying dan pentingnya menghargai perbedaan fisik setiap individu.
Kisah Rachel juga menyoroti pentingnya pendidikan tentang keberagaman tubuh dan self-acceptance di sekolah-sekolah. Para ahli psikologi anak menekankan bahwa penerimaan diri dan dukungan positif dari lingkungan sangat penting dalam membentuk kepercayaan diri remaja.
Sementara itu, industri fashion Indonesia juga ditantang untuk lebih inklusif dalam menyediakan ukuran pakaian yang beragam. Kesulitan Rachel dalam menemukan pakaian yang sesuai mencerminkan masalah yang lebih luas yang dihadapi banyak wanita Indonesia dengan bentuk tubuh yang tidak sesuai standar industri.
Pengalaman Rachel Vennya ini diharapkan dapat menjadi katalis untuk perubahan positif dalam masyarakat Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran tentang dampak bullying dan pentingnya penerimaan diri, diharapkan generasi muda dapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung.