Siapa Rosihan Anwar?
Rosihan Anwar dikenal luas sebagai tokoh pers Indonesia yang berpengaruh, juga dijuluki sebagai sastrawan, sejarawan, bahkan budayawan. Pria ini hidup dalam "multi-zaman" dan telah aktif di dunia jurnalistik sejak masa perjuangan kemerdekaan. Pendidikan awalnya ditempuh di sekolah rakyat (HIS) dan SMP (MULO) di Padang sebelum melanjutkan ke AMS di Yogyakarta.
Setelah itu, Rosihan mengikuti berbagai workshop baik di dalam maupun di luar negeri, termasuk di Universitas Yale dan School of Journalism di Universitas Columbia, New York City, Amerika Serikat.
Karier jurnalistik Rosihan dimulai ketika usianya baru 20 tahun. Ia bekerja sebagai reporter di Asia Raya pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1943, kemudian menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947-1957) dan Pedoman (1948-1961), yang sayangnya ditutup oleh rezim pemerintahan Presiden Sukarno pada saat itu.
Di masa Orde Baru, Rosihan mendapatkan penghargaan sebagai wartawan sejak sebelum Revolusi Indonesia, termasuk penghargaan Bintang Mahaputra III bersama tokoh pers Jakob Oetama.
Selain aktif di dunia jurnalistik, Rosihan juga memiliki keterlibatan dalam industri film. Ia menjadi salah satu pendiri Perusahaan Film Nasional (Perfini) pada tahun 1950 bersama Usmar Ismail. Rosihan juga sempat mencoba dunia akting sebagai figuran.
Selain itu, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Rosihan juga memiliki minat dalam menulis puisi, dan puisi-puisinya sering dimuat di surat kabar seperti Asia Raya, Merdeka, dan majalah mingguan politik dan budaya, Majalah Siasat.
Rosihan Anwar meninggal dunia pada tanggal 14 April 2011, meninggalkan warisan berharga dalam dunia jurnalistik dan sastra Indonesia. Kiprahnya yang panjang dan kontribusinya yang signifikan menginspirasi banyak generasi jurnalis dan sastrawan di Indonesia.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.